Pengabdian Tanpa Batas si Perawat Cantik Najemah di Daerah Terisolir

Meski penuh rintangan, suami Jen yakni Brigadir Muh. Natsir, Babimkantibmas Polsek Rante Angin yang wilayah tugasnya meliputi Desa Torotuo, Lawekara dan Pohu juga selalu mendukungnya.
"Kadang suami(Natsir, red) juga ikut mengantar kalau tidak ada tugas mendesak. Karena kalau kita pergi pagi, pulangnya bisa sampai sore karena persoalan akses itu yang sulit dan jauh," tambahnya.
Setiap kali para perawat tangguh ini naik gunung telah ada surat dan pesan pemberitahuan kepada pemerintah setempat.
Mereka datang lebih dulu agar disampaikan ke warga hingga berkumpul di satu rumah saja untuk melakukan pelayanan.
Terkecuali yang dirawat di rumah harus ia datangi meskipun jarak antara hunian yang satu dengan lainnya terkadang ada yang sampai satu kilometer lebih.
Pelayanan yang mereka lakukan baik berupa pemberian vaksin ke balita hingga cek kesehatan warga tentunya secara gratis.
Begitupun obat-obatan, setiap kunjungan membawa lebih dari cukup dan dititip ke rumah BPD setempat agar warga yang butuh langsung bisa mendapatkannya tanpa harus menunggu sepekan.
"Kalau ke pasar itu mereka berangkat jam 03.00 wita dari dusun IV agar tiba di pasar pagi-pagi," timpal Srinanengsih.
Desa Torotuo Kecamatan Rante Angin di Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara, tergolong daerah terisolir. Tidak ada Puskesmas apalagi perawat yang
- Menteri Karding Berangkatkan 55 Perawat dari Universitas Binawan ke Austria
- Bethsaida Caregivers Awards 2025 Ajang Penghargaan Bagi Dokter dan Perawat
- Uhamka Siapkan Tenaga Medis Profesional untuk Kebutuhan Nakes di Arab Saudi
- Mengenal Jurusan Keperawatan, Ini Prospek Karier dan Peluangnya di Masa Depan
- Soal Jilbab, Dirut RS Medistra Beri Klarifikasi Agar Tidak Menimbulkan Salah Persepsi
- Menaker Apresiasi Badan Ketenagakerjaan Federasi Jerman yang Berminat Terima Perawat Indonesia