Pengakuan Mengejutkan Hacker yang Dibekuk Polisi
Selain itu, ia menyebut bahwa situs-situs milik pemerintah punya banyak kelemahan. Loginnya mudah diterobos, serta mudah diinjeksi dengan program pengambil alih database.
“Servernya juga gampang sekali down, tidak perlu diserang orang banyak,” ungkapnya.
Himawan menambahkan, hingga saat ini memang hanya Dewan Pers yang melaporkan serangan deface atas situs mereka.
Namun, bukti Forensik digital nantinya akan menuntun terhadap situs-situ sapa saja yang telah di-deface oleh AS.
Selain AS, tim Siber Polri juga menangkap dua orang pelaku kejahatan dunia maya lainnya. Yakni MS dan TP alias profesor. Masing-masing ditangkap pada 4 dan 6 Juni lalu.
Bersama mereka disita barang bukti berupa HP, Laptop, dan KTP. “Mereka memporsting video yang mengandung unsur SARA,” kata Himawan. (tau)
Jajaran Direktorat Tindak Pidana (Ditpid) Siber Bareskrim Polri, Kamis (8/6) malam, menangkap peretas yang melakukan aksi pengubahan tampilan (deface)
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Herlambang: Ini Bagian dari Tekanan Terhadap Kebebasan Pers
- Tanggapi Polemik Pemberitaan Izin Tambang Kaitkan Bahlil, Akademisi Berharap Media Massa Utamakan Fakta
- Pemberitaan Izin Tambang Kaitkan Bahlil Dinilai Tidak Akurat, Praktisi Media Merespons
- Bawa Teknologi Swiss, Pine VPN Tawarkan Perlindungan dari Peretas
- Dunia Hari Ini: Australia Umumkan Nama 'Hacker' Asal Rusia yang Lakukan Serangan
- Serang Prabowo, Anies Blak-blakan Sebut Kemenhan Jadi Kementerian yang Dibobol Hacker