Pengalaman Pertama Seorang Relawan COVID-19, Tegang, Orang Tua Khawatir

Pengalaman Pertama Seorang Relawan COVID-19, Tegang, Orang Tua Khawatir
Ilustrasi rapid test. Foto: ANTARA/HO/Pemkot Bogor

Untuk menjalankan tugas, setiap relawan tentunya akan diberikan pembekalan masalah teknis terlebih dahulu. Termasuk prosedur keamanannya.

’’Kami diberi masker dan sarung tangan, itu sudah cukup karena APD hanya untuk tenaga medis. Kami bekerja secara aktif,” ucapnya.

Fadhil pun berjanji akan mengajak teman-temannya untuk bergabung menjadi relawan COVID-19 di Jabar.

“Semoga tindakan kami ini walau tidak besar, tetapi bisa memberikan bantuan dan memperlancar pelaksanaan rapid test oleh pemerintah,” ujarnya.

"Mohon doanya juga untuk kami para relawan nonmedis maupun medis. Semoga tetap diberikan keselamatan dan kesehatan, sehingga saat dibutuhkan bantuan kami selalu siap membantu,” pungkas Fadhil.

Bersama ribuan relawan medis dan nonmedis lain di Jabar maupun Indonesia, Fadhil telah membuktikan diri dan merelakan tenaga serta pikiran untuk membantu pemerintah dalam mengobati Tanah Air tercinta.

Seperti yang diucapkan Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Kang Emil), negara membutuhkan uluran tangan semua pihak dalam penanganan COVID-19. “Bencana ini tanggung jawab bersama. Cepat lambatnya (selesai) juga tergantung kerja sama kita,” ujar Kang Emil. (mg1/yan)

Fadhil memutuskan menjadi relawan COVID-19 dengan modal laptop, koneksi internet dan memiliki SIM.


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News