Pengamat Ingatkan Jokowi Cermat Memilih Menteri Ekonomi

Pengamat Ingatkan Jokowi Cermat Memilih Menteri Ekonomi
Presiden Jokowi. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Penetapan Joko Widodo sebagai Presiden RI di periode kedua tinggal menunggu hari. Ada segudang persoalan, terutama menyangkut masalah ekonomi yang belum mampu dituntaskan Jokowi.  Misalnya, utang luar negeri yang mencapai USD 393,5 miliar atau setara Rp 5.500 triliun (kurs Rp 14.000 per USD).

Pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan Presiden Jokowi harus cermat memilih menteri yang punya komitmen kuat untuk menekan utang luar negeri. Bukan malah mempertahankan menteri yang berpaham neoliberal yang gemar berutang dengan bunga yang sangat tinggi.

Selain itu, kata dia, Jokowi juga perlu memiliki menteri di sektor ekonomi yang punya konsep serta teruji. Dengan demikian diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak stagnan di angka lima persen seperti yang terjadi saat ini.

Apalagi janji kampanye Jokowi adalah menggenjot perekonomian bisa merangsek ke level tujuh persen.

"Saya melihat kriteria tersebut ada pada sosok ekonom senior Rizal Ramli. Dia mampu membuat ekonomi Indonesia tidak begini-begini saja. Dia punya jurus-jurus mumpuni dalam mencari cara keluar dari krisis. Dia tidak text book, sehingga ada peluang ekonomi tidak terdikte dan mampu tumbuh lebih pesat," kata Ray. 

Menurutnya, Rizal mampu mengatasi ancaman ekonomi Indonesia yang bakal turun  di angka empat persen sebagaimana disampaikan para analis.

Selain itu, Menko Ekuin era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid dan mantan penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa Bangsa itu juga bisa mewujudkan pembangunan dengan tidak lagi mengandalkan utang.

"Dia punya riwayat panjang mengelola ekonomi, cukup berhasil kan waktu itu. Faktanya saat era pemerintahan Gus Dur pertumbuhan ekonomi dari minus tiga persen bisa terdongkrak menjadi positif 4,5 persen," paparnya.

Presiden Jokowi harus cermat memilih menteri yang punya komitmen kuat untuk menekan utang luar negeri. Bukan malah mempertahankan menteri yang berpaham neoliberal yang gemar berutang dengan bunga yang sangat tinggi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News