Pengamat Ingatkan Krisis Ekonomi Intip Indonesia Karena Kenaikan Harga
Contohnya Jepang, Bank Sentral Jepang terus menerapkan quantitative easing, sementara bank sentral negara lainnya makin mengetatkan sektor moneter.
Menurut Deni, krisis ekonomi kali ini, berbeda untuk setiap negara. Di mana, sumber inflasi akibat mahalnya biaya (cost push inflation).
Inflasi karena biaya kemungkinan disebabkan oleh kenaikan biaya barang atau jasa penting. Di mana, tidak ada alternatif yang sesuai.
Ketika bisnis menghadapi harga tinggi karena bahan baku, maka pengusaha terpaksa menaikkan harga output.
Salah satu contoh inflasi dorongan biaya adalah krisis minyak era 1970-an, yang oleh beberapa ekonom dipandang sebagai penyebab utama inflasi global.
Padahal, kata dia, inflasi dihasilkan dari kenaikan harga minyak yang dipatok OPEC. Karena minyak bumi sangat penting bagi industri, kenaikan harga yang besar dapat menyebabkan kenaikan harga barang.
Beberapa ekonom berpendapat, kenaikan harga seperti saat ini, menaikkan tingkat inflasi dalam periode yang lebih lama. Karena, ekspektasi adaptif dan spiral harga/upah, sehingga guncangan penawaran dapat memiliki efek yang terus-menerus( stagflation)
Untuk mengatasi hal ini, menurutnya, sangat mudah. Pemerintah harus berorientasi menciptakan sumber energi dengan biaya marginal sebesar nol.
Presiden Direktur Centre for Banking Crisis (CBC) A Deni Daruri mengingatkan krisis di Sri Lanka berpotensi menjalar ke Indonesia.
- Perum Bulog Punya 1,6 Juta Ton Cadangan Beras di Gudang, Tertinggi dalam 4 Tahun
- Menjelang Idulfitri, Bapanas Menggelar Apel Siaga Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan
- Pemprov Jateng Kembali Galakkan Pasar Murah untuk Stabilkan Harga Pangan Menjelang Lebaran
- Polri Pastikan Stok Pangan Nasional Aman Hingga Setelah Lebaran
- Pj Gubernur Agus Fatoni Apresiasi Operasi Pasar Perwakilan BPKP Sumsel
- LPEM FEB UI: Kenaikan Harga Pangan Memukul Daya Beli Masyarakat