Pengamat: Manajemen Komunikasi KPU Jakarta Sangat Buruk

Pengamat: Manajemen Komunikasi KPU Jakarta Sangat Buruk
Pengamat politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - jpnn.com - Pengamat komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengatakan, manajemen komunikasi KPUD Jakarta sangat buruk.

Itu setelah terjadinya kesalahpahaman antara calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful dengan KPUD Jakarta soal rapat pleno yang ngaret Sabtu lalu.

"Pengakuan kesalahpaham tersebut sebagai pengakuan secara terbuka bahwa proses komunikasi KPU DKI tidak dikelola dengan prinsip-prinsip manajemen komunikasi yang baik, alias sangat buruk," kata Emrus, Senin (6/3).

Seperti diketahui, Ahok-Djarot meninggalkan lokasi rapat pleno penetapan paslon Pilkada DKI 2017 putaran kedua di Hotel Borobudur, Sabtu, 4 Maret 2017, karena jam pelaksanaan acara tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

Ketua KPUD Jakarga Sumarno sebelumnya menilai ada kesalahpahaman antara KPU dan pihak Ahok-Djarot terkait persoalan itu.

Emrus menegaskan, ketua KPU DKI harus bertanggung jawab dan bila perlu mereposisi dirinya dari jabatannya. "Lebih cepat lebih baik, agar tidak terjadi kesalahan manajemen komunikasi," katanya.

Dia mengingatkan, hati-hati dalam suatu proses komunikasi. Kesalahpahaman dalam proses komunikasi tidak boleh dipandang enteng. Dari aspek ilmu komunikasi, kesalahpahaman dan akibatnya tidak bisa dihapus begitu saja.

"Itu akan tetap "berbekas" pada setiap peta kognisi dari semua orang yang terlibat dalam suatu proses komunikasi yang menimbulkan kesalahpahaman tersebut," ujarnya.

 Pengamat komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengatakan, manajemen komunikasi KPUD Jakarta sangat buruk.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News