Pengamat Membedah Pidato Megawati, Sarat Pencerahan & Pendidikan

Pengamat Membedah Pidato Megawati, Sarat Pencerahan & Pendidikan
Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato pada HUT ke-51 PDI Perjuangan di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (10/1). Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat Kebijakan dan Bisnis Nur Iswan menilai pidato Megawati Soekarnoputri pada HUT ke-15 PDI Perjuangan layak mendapat pujian.

Pidato Ketua Umum PDIP itu sarat pencerahan dan pendidikan politik bagi bangsa, khususnya dalam situasi sekarang ini.

"Dalam situasi krusial, Megawati menunjukkan kelasnya sebagai negarawan, Ibu Bangsa, sekaligus penjaga martabat konstitusi, etika, hukum, dan iklim demokrasi," ujar Iswan.

Dia merangkum sejumlah pesan tersirat dari pidato Megawati.

Pertama, bermakna penegasan kembali bahwa Indonesia adalah negara hukum dan bukan negara kekuasaan.

“Bu Mega seperti sedang mengingatkan dengan sangat keras terutama kepada elite agar kembali kepada nurani dan etika. Jangan menjalankan kekuasaan dengan ugal-ugalan atau semau-maunya” kata Iswan.

Alumni School of Publick Policy and Administration, Carleton University, Kanada ini juga menyebut Megawati salah satu teladan dalam berpolitik dan bernegara.

“Beliaulah yang memandu reformasi 89-98 bersama Gus Dur, sultan di Jogja, Amien Rais, dan lain-lain," tuturnya.

Pengamat mengapresiasi pidato Megawati. Dia menyebut Mega sebagai Ibu Bangsa, penjaga martabat konstitusi dan kebebasan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News