Pengamat: Menteri Jokowi Gak Benar, Sikat Saja!
Menurutnya, curhatan Jokowi sebelum berangkat umroh ketika kepercayaan dirinya yang tinggi di awal-awal pencapresan melihat realita dukungan publik di lapangan ternyata berbeda dengan realita sistem pemilu yang amburadul dan carut-marut.
"Beliau baru sadar sebelum terlambat dan saat itu survei Jokowi-JK pada titik kritis selisih 2 persen. Sehari Pak Jokowi bisa menghubungi tim tiap hari lima hingga tujuh kali untuk meringankan kegelisahannya," paparnya.
Karenanya, ia mengingatkan, publik harus memaklumi bahwa Jokowi baru memasuki dunia politik nasional ini sehingga beliau belum mempunyai refrensi yang banyak orang-orang yang tepat untuk membantunya. Jadi, tegasnya, publik berhak mengingatkan agar menteri-menteri yang saat ini harus lebih militan mewujudkan janji-janji Jokowi-JK
"Mayoritas anggota kabinet yang 'ketiban pulung' saat ini kan mereka tidak merasakan langsung sejarah suasana kebatinan, kegalauan dan 'berdarah-darahnya' Pak Jokowi-JK. Nanti pas tersadar lagi dan kecewa jika menteri "main-main" pasti dievaluasi. Ada gak benar sikat aja," pungkasnya. (boy/jpnn)
JAKARTA -- Sekretaris Pusat Kajian Trisakti Fahmi Habsyi menegaskan, kritikan yang ditujukan publik kepada Presiden Joko Widodo harus dianggap sebagai
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- KPU RI Tunjuk Pieter Ell jadi Kuasa Hukum Sengketa Pileg 2024
- Pengamat Sebut Motif Kematian Tidak Wajar Anggota Polri Penting Diungkap, Singgung Pembinaan Mental
- Keluarga Keberatan Jenazah Brigadir RA Diautopsi, Alasannya Begini
- Ketua Dewan Pembina Jadi Presiden RI, HKTI Optimistis Petani Jadi Lebih Sejahtera
- Pemkab Tabanan Sukses Turunkan Angka Stunting Menjadi 6,3 Persen
- 3 Janji Menteri Anas yang Ditunggu Honorer & PPPK, Jangan Diulur