Pengamat Militer Apresiasi Jenderal Agus Atas Keberanian Mengubah Penyebutan KKB Jadi OPM

Pengamat Militer Apresiasi Jenderal Agus Atas Keberanian Mengubah Penyebutan KKB Jadi OPM
Pengamat militer dan pertahanan dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta Selamat Ginting. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting mengatakan Komandan Komando Rayon Militer (Danramil) Aradide Letnan Dua (Infanteri) Oktovianus Sogalrey yang gugur setelah ditembak dan dibacok oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di  Distrik Aradide, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, Kamis (11/4) makin meneguhkan brutalnya kelompok tersebut.

“Dalam tayangan video yang beredar, TPNPB-OPM menggunakan teknik, taktik, dan strategi perang. Mereka menggunakan senjata api modern bukan senjata rakitan. Tidak ada pilihan lain untuk menghadapi brutalnya kelompok itu harus dengan kekuatan militer, bukan kepolisian,” kata Selamat Ginting di Jakarta, Rabu (17/4).

Menurut Selamat Ginting, aksi ofensif OPM di Papua, selalu diakhiri dengan melarikan diri ke hutan maupun gunung.

Hal ini merupakan taktik dan teknik perang gerilya sehingga sulit dikejar oleh aparat keamanan.

Belum lagi jika mereka mencairkan diri dalam masyarakat di kampung-kampung atau di daerah basis perlawanan mereka.

Oleh karena itu, lanjut Ginting, merupakan suatu kesalahan fatal, jika mereka hanya dikategorikan sebagai kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Padahal sudah jelas mereka adalah kelompok bersenjata dari gerakan separatis. Gerakan separatisme di seluruh dunia, tujuannya satu, yaitu memisahkan diri.

“Jadi, gerakan separatisme merupakan ancaman konsepsional yang membahayakan keutuhan dan kedaulatan negara,” tegas Selamat Ginting.

Pengamat militer Selamat Ginting menyetujui langkah Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengembalikan terminologi OPM menggantikan istilah KKB maupun KST.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News