Pengamat: Omnibus Law Proyek Tanpa Perencanaan
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia Said Salahudin menilai Omnibus Law dirancang tanpa perencanaan. Sebab, kata Said, perancangan Omnibus Law dilakukan secara dadakan.
"Omnibus Law ini proyek tiba-tiba, tanpa perencanaan," kata Said saat menjadi pembicara dalam diskusi berjudul "Omnibus Law RUU Tentang Cipta Kerja Untuk Siapa" di kantor Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin (24/2).
Said menilai, Omnibus Law bukanlah janji politik Jokowi. Saat Pilpres 2019, Jokowi tidak sekali pun menyinggung Omnibus Law. Karenanya, Said heran Jokowi langsung membuat Omnibus Law.
"Omnibus Law bukan sebuah janji kampanye atau program dalam bidang hukum yang pernah dijanjikan pada masa pilpres," kata dia.
Seharusnya, kata dia, Jokowi fokus terhadap janji politiknya saat berkontestasi di Pilpres. Masih banyak janji yang belum dijalankan eks Gubernur DKI Jakarta itu.
Said pun mendorong partai oposisi terus mengawal Omnibus Law ini. Terlebih, Omnibus Law ini masuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) era pemerintahan Jokowi.
"Ketika tiba-tiba masuk RPJMN, PKS perlu tanya bagaimana dasarnya. RPJMN enggak boleh lari dari visi misi program betul dia penjabaran," kata dia. (mg10/jpnn)
Omnibus Law bukanlah janji politik Jokowi. Saat Pilpres 2019, Jokowi tidak sekali pun menyinggung Omnibus Law.
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan
- Pengamat Nilai PDI Perjuangan Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Jokowi dan Gibran Lagi Cari Rumah, Mau Merapat ke Golkar? yang Benar Saja
- Habib Aboe Tegaskan PKS dan PKB Siap Bekerja Sama di Pilkada Serentak 2024
- Soal Putusan MK, HNW Singgung Perbaikan untuk Pemilu ke Depan
- Mendagri Tito Maklumi Gibran Tak Hadiri Acara Penting Ini
- PKS Bakal Sambangi Markas PKB Malam Ini, Bahas Pertemuan Cak Imin-Prabowo?