Pengamat: OTT Romi dan Direktur Krakatau Steel tak Banyak Pengaruhi Elektabilitas Jokowi

Pengamat: OTT Romi dan Direktur Krakatau Steel tak Banyak Pengaruhi Elektabilitas Jokowi
Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin. Foto: Dok. JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, rentetan operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak merugikan calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) secara politik.

Menurut dia, elektabilitas Jokowi tidak banyak tergerus dari aksi OTT KPK.

"Sebab, masyarakat sudah terpolarisasi ke dalam dua kubu," kata Ujang saat dihubungi, Sabtu (23/3/2019).

Menurut Ujang, OTT KPK justru berpotensi menghadirkan sisi positif bagi Jokowi. OTT KPK menunjukkan ke publik bahwa hukum tegak di era pemerintahan eks Gubernur DKI Jakarta tersebut.

"Bisa saja menguntungkan petahana. Sebab, petahana dianggap tidak tebang pilih dalam pemberantasan korupsi. Siapa pun bisa terjerat KPK," kata dia.

Dalam kasus OTT KPK terhadap Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy alias Romi, Ujang tidak melihat elektabilitas Jokowi tergerus. Begitu pun, ketika seorang Direktur Krakatau Steel tersandung dugaan kasus korupsi.

"Belum tentu merusak elektabilitasnya. Sebab, dugaan korupsi Romi bersifat personal dan hanya akan merugikan PPP," ungkap dia.

Bahkan, kata Ujang, rakyat Indonesia tidak kecewa terhadap pemerintah Jokowi dari rentetan OTT KPK tersebut. Rakyat bakal menganggap, aksi OTT KPK murni urusan hukum.

Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, rentetan operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak merugikan calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) secara politik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News