Pengangguran dan Kemiskinan Menurun, Please Tak Usah Nyinyir di Medsos

"SMK hanya 28 persen. Diploma cuma sekian. Kecenderungan dari jumlah angkatan kerja kita belum bergeser. SDM dan konfigurasi pendidikannya masih menjadi tantangan," jelasnya.
Hanif juga menyinggung soal kondisi kebutuhan pasar tenaga kerja dan kualitas sumber daya manusia (SDM). Dia lantas membandingkan Indonesia dengan Tiongkok.
Menurut Hanif, Tiongkok dengan penduduk mencapai 1,4 miliar jiwa lebih mengutamakan pelatihan dan pendidikan vokasional. Tujuannya agar warganya memiliki daya saing.
Sedangkan Indonesia, sambungnya, memiliki sekitar 4.000 perguruan tinggi. Sedangkan Tiongkok dengan penduduk terpadat di dunia juga memiliki perguruan tinggi yang jumlahnya ribuan karena lebih mengutamakan pendidikan vokasi.
“Namun lulusan vokasinya di Tiongkok ada 25 juta penduduk, sedangkan di Indonesia hanya 300 ribu. Sehingga persoalan mix and match dengan kebutuhan pasar tenaga kerja bisa terpenuhi," tandas Hanif.(ika/JPC)
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri mengajak masyarakat dan warganet untuk bersikap optimistis dalam menatap masa depan bangsa. Pasalnya,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Curi Ratusan Buah Kelapa Sawit, Pria Pengangguran Ini Ditangkap, 2 Pelaku Masih Diburu
- PKB & BIEN Menggelar Diskusi soal Masa Depan Perlindungan Sosial Indonesia
- QRIS Simbol Kedaulatan Digital Indonesia, Hanif Dhakiri: Bukan Semata Alat Pembayaran
- Sekolah Rakyat
- 3 Juta Lulusan SMA/SMK Menganggur, Waka MPR: Berbagai Langkah Harus Segera Diambil
- Mercy Barends Buka-bukaan soal Kondisi Pendidikan di Daerah 3T