Pengawasan Maritim Lemah, Indonesia Kehilangan Rp40 Triliun
Jumat, 28 Desember 2012 – 02:18 WIB

Pengawasan Maritim Lemah, Indonesia Kehilangan Rp40 Triliun
JAKARTA - Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq minta Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) yang baru, Laksamana Madya Marsetio, melanjutkan upaya modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista) TNI AL yang telah dirintis oleh KSAL sebelumnya, Laksamana Soeparno.
Konsistensi tersebut menurut Mahfudz Siddiq, sangat penting dan strategis guna menjaga dan mengawal Indonesia sebagai negara maritim yang luas lautnya lebih besar ketimbang jumlah daratan.
Baca Juga:
"Komisi I DPR melihat langkah-langkah modernisasi alutsista sudah dirintis dan dijalankan KSAL sebelumnya, Laksamana Soeparno. KSAL yang baru, Laksamana Madya Marsetio sangat kita harapkan untuk konsisten melanjutkan modernisasi alutsista TNI Angkatan Laut," kata Mahfudz Siddiq, melalui pesan singkatnya, usai menyaksikan serah terima jabatan KSAL di Koarmatim, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (27/12).
Dijelaskannya, saat ini ketersediaan alutsista TNI AL jauh dari kebutuhan untuk mengawal zona ekonomi eksklusif (ZEE), tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan perairan perbatasan. "Kalau dalam beberapa tahun ke depan kebutuhan alutsista tidak terpenuhi secara maksimal, laut Indonesia tidak akan aman dan secara ekonomi kita akan mengalami kerugian terus-menerus," tegas Mahfudz Siddiq.
JAKARTA - Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq minta Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) yang baru, Laksamana Madya Marsetio, melanjutkan upaya modernisasi
BERITA TERKAIT
- 5 Berita Terpopuler: Fakta Baru Terungkap, Lokasi Tes PPPK Tahap Dua Langsung Didatangi Pak Ali
- Jumlah Honorer Database BKN Ikut PPPK Tahap 2 Banyak Banget, Ini Datanya
- Masih Banyak Formasi PPPK Tahap 2 untuk Honorer, Jaga Semangat ya
- Pelamar CPNS 2024 Penuhi Passing Grade, tetapi Tidak Lulus, Masih Punya Harapan
- AstraZeneca dan CISC Serukan Pentingnya Skrining Kanker Paru Lebih Awal
- Dompet Dhuafa Ajak Masyarakat Menebar Hewan Kurban Hingga ke Pelosok Negeri