Pengemudi Layanan Antar Pesanan Asal Indonesia Diuntungkan Lockdown Melbourne
Kepada Farid Ibrahim dari ABC Indonesia, Yalti, panggilan akrabnya, mengatakan pernah juga menjadi pengantar barang-barang untuk Woolworths, salah satu jaringan supermarket terbesar di Australia.
Sejak itu ia memilih menjadi kurir independen dengan mengantarkan makanan atau barang, khususnya dari usaha dan bisnis milik orang Indonesia di Melbourne, seperti restoran Diana's Kitchen.
"[Jasa] delivery menjadi sangat penting khususnya untuk bisnis toko dan makanan Indonesia, karena pangsa pasarnya yang menyebar," katanya.
Namun karena aturan pembatasan sosial yang diperketat di Melbourne, maka diperlukan penyesuaian bagi para pengemudi.
Seperti yang diakui Melky dan Yalti, tidak boleh ada kontak fisik dengan pelanggan saat mengirimkan makanan atau barang.
Hal lainnya adalah mengantongi izin kerja, terlebih setelah Melbourne telah memberlakukan larangan keluar rumah setelah jam 8 malam, atau istilahnya 'curfew'.
'Demi kepentingan bersama'
Warga Indonesia di Melbourne menjalani kehidupan di tengah pembatasan aktivitas yang lebih ketat.
Kesempatan bisa 'silaturahmi'
Dari sisi penghasilan Yalti mengatakan penghitungan upah yang diberikan berdasarkan jarak pengiriman barang atau makanan.
Aturan pembatasan aktivitas warga di Melbourne telah menyebabkan banyak orang kehilangan pendapatannya
- Dunia Hari Ini: Uang Kuliah Tunggal Universitas Batal Dinaikkan
- Produsen Susu Australia Melihat Peluang dari Rencana Makan Siang Gratis Prabowo
- WNI Didenda Hampir Rp100 Juta di Taiwan Gegara Bawa Daging Babi
- Sampah Saset: Masalah Besar Indonesia dalam Kemasan Kecil
- Dunia Hari Ini: Panggung Kampanye Meksiko Roboh, Sembilan Tewas
- Pemegang WHV Korban Kecelakaan Merasa Beruntung Biaya Perawatan Ditanggung Asuransi