Penguasa Sebenarnya Gelisah dengan Pelemahan Rupiah

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi XI DPR Achmad Hafisz Tohir mengatakan pemerintah sebenarnya tidak tenang dengan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang nyaris menyentuh Rp 14.500 pada perdagangan, Selasa (3/7).
Hanya saja, menurut politikus PAN ini, pemerintah berusaha menyembunyikan kegalauannya dari publik.
"Sebagai rezim yang berkuasa mereka juga tidak elok menyatakan kegelisahannya. Karena itu mereka tetap berusaha tenang dan melakukan strategi-strategi untuk mengatasi masalah ini. Itu yang kami tahu di komisi sebelas," ucap Hafisz kepada JPNN, Rabu.
Politikus asal Sumatera Selatan ini memahami sikap pemerintah yang berupaya tenang. Sebab, bila pemerintah menunjukkan kegelisahan, itu jelas akan membuat ketidakpercayaan bagi investor.
"Oleh karena itu pemerintah yang tenang-tenang ini bukan berarti dia tidak memperhatikan krisis ini. Mereka tahu dan sedang bekerja," jelasnya.
Hanya saja, dia menilai sulit untuk mengembalikan kurs rupiah terhadap US dolar ke posisi yang relatif aman. Apalagi sekarang telah memasuki tahun politik.
Di sisi lain, berbagai insentif yang diberikan pemerintah pada momentum Lebaran Idulfitri tidak berpengaruh signifikan mendongkrak konsumsi masyarakat.
"Ternyata lebaran pun dengan THR dan gaji ke13 tidak mendongkrak konsumsi. Tidak terlalu signifikan. Konsumsi diperkirakan tumbuh 4,8 persen ternyata di bawah itu," tambah Hafisz.(fat/jpnn)
Menurut Hafisz, pemerintah sebenarnya tidak tenang dengan pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang nyaris menyentuh Rp 14.500 pada perdagangan, Selasa (3/7).
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Tak Risau, Sri Mulyani Sebut Rupiah Sejalan dengan Perekonomian Domestik
- Rupiah Ditutup Menguat Jadi Sebegini
- Rupiah Berpeluang Menguat Lagi Hari Ini, Begini Kata Analis
- Rupiah Mulai Bangkit, Akankah Terus Berlanjut?
- Gawat, Kurs Rupiah Hari Ini Melemah Lagi, jadi Rp 16.911 Per USD
- Rupiah Nyaris Rp 17 Ribu, Cermin Ketidaksiapan Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi