Pengungsi Gunung Agung Melahirkan, Bayinya Dinamai Ngungsi
Untuk sementara, Tangkih masih dirawat di RSUD Buleleng bersama dengan bayinya. Sedangkan Wayan Gunung masih tinggal di pengungsian.
Sesekali Wayan Gunung juga pulang ke desa untuk memberi pakan sapi. Di pengungsian, Gunung tinggal bersama anaknya, Nyoman Astawa.
Sementara Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra menyatakan pemerintah akan menanggung biaya pengobatan Wayan Tangkih. Sutjidra menegaskan, seluruh pengungsi yang mendapat pelayanan kesehatan, baik di puskesmas maupun di rumah sakit milik pemerintah tidak akan dikenakan biaya.
“Biaya nanti pemerintah yang menanggung. Pokoknya pengungsi, selama dia dirawat di fasilitas pemerintah, tidak dikenakan biaya,” kata Sutjidra.
Lebih lanjut Sutjidra menyatakan, Wayan Tangkih bersama bayinya, tidak dikembalikan ke pengungsian. Kondisi pengungsian yang berdebu, sangat riskan bagi bayi yang baru lahir.
“Nanti kami tampung di kota. Di dekat rumah sakit kan ada rumah singgah. Nanti ditampung di sana. Tidak boleh balik ke pengungsian. Riskan,” tegasnya.(rb/eps/mus/mus/JPR)
Ni Wayan Tangkih tak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan saat menuju pengungsian. Padahal, usia kehamilannya sudah melewati batas waktu.
Redaktur & Reporter : Antoni
- UNHCR Perkuat Kemitraan Filantropi Islam, Pastikan Menjangkau Para Pengungsi
- Pengangkatan Honorer jadi PPPK 2024, Angin Segar bagi Sopir, Semoga Dikabulkan
- BNPB Merilis Dampak Gempa Tuban Bermagnitudo 6,5
- Sebegini Jumlah Pengungsi 9 Negara dan Pencari Suaka di Pekanbaru
- Kedatangan Polisi Membawa Berkah, Anak-anak Pengungsi Banjir di Inhu Semringah
- Wakil Ketua TKN Prabowo - Gibran: Buleleng Punya Segudang Potensi yang Bisa Dikembangkan