Pengungsi Gunung Agung Melahirkan, Bayinya Dinamai Ngungsi

Pengungsi Gunung Agung Melahirkan, Bayinya Dinamai Ngungsi
Ni Wayan Tangkih (terbaring) di RSUD Buleleng usai melahirkan bayi laki-laki melalui operasi sesar, Minggu (24/9). Bayi yang dilahirkan Tangkih terlihat digendong salah satu kerabatnya. Foto: Eka Prasetya/Radar Bali

Untuk sementara, Tangkih masih dirawat di RSUD Buleleng bersama dengan bayinya. Sedangkan Wayan Gunung masih tinggal di pengungsian.

Sesekali Wayan Gunung juga pulang ke desa untuk memberi pakan sapi. Di pengungsian, Gunung tinggal bersama anaknya, Nyoman Astawa.

Sementara Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra menyatakan pemerintah akan menanggung biaya pengobatan Wayan Tangkih. Sutjidra menegaskan, seluruh pengungsi yang mendapat pelayanan kesehatan, baik di puskesmas maupun di rumah sakit milik pemerintah tidak akan dikenakan biaya.

“Biaya nanti pemerintah yang menanggung. Pokoknya pengungsi, selama dia dirawat di fasilitas pemerintah, tidak dikenakan biaya,” kata Sutjidra.

Lebih lanjut Sutjidra menyatakan, Wayan Tangkih bersama bayinya, tidak dikembalikan ke pengungsian. Kondisi pengungsian yang berdebu, sangat riskan bagi bayi yang baru lahir.

“Nanti kami tampung di kota. Di dekat rumah sakit kan ada rumah singgah. Nanti ditampung di sana. Tidak boleh balik ke pengungsian. Riskan,” tegasnya.(rb/eps/mus/mus/JPR)


Ni Wayan Tangkih tak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan saat menuju pengungsian. Padahal, usia kehamilannya sudah melewati batas waktu.


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News