Pengurus Gerindra Batam Pecah

Pengurus Gerindra Batam Pecah
Pengurus Gerindra Batam Pecah
"Bayangkan kader yang tak pernah bekerja tiba-tiba dapat nomor urut satu, sementara kader loyal yang sudah banting tulang justru dapat nomor urut sepatu. Kalaulah mereka (DPC) melihat lagi bagaimana kami saat berjuang ketika masa verifikasi faktual tentu ini tidak seperti sekarang. Justru mereka lebih mengedepankan kutu loncat hanya gara-gara uang," tegasnya.

Dugaan pemungutan uang ini diungkapkan T Manurung. Saat itu ia mengaku diminta menyediakan uang Rp 25 juta oleh Sekretaris DPC Partai Gerindra Batam Dalhar. "Namun karena saya tak kunjung menyetor, sekitar Jumat sore lalu pak Dalhar telepon lagi saya untuk mastikan uang itu. Karena saya merasa keberatan, saya langsung mundur," katanya.

Pernyataan serupa juga dikemukakan Rio Indramadi yang berasal dari PKNU (kolalisi Gerindra). Ia mengaku ikut sesuai aturan partai yakni di Dapil I (Bengkong-Batuampar). Ia pun dikenakan biaya Rp 1,5 juta. Namun sampai malam hari namanya berubah menjadi di Dapil 5. "Tentu Dapil 5 ini sama saja membunuh saya, siapa yang mau memilih saya, karena saya selama ini konstituen saya ada di Dapil 1," keluhnya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Ketua Dewan Penasehat DPD Gerindra Kepri, Saparudin Muda mengatakan problema yang melanda DPC Gerindra Batam saat ini sudah menjadi atensi pihaknya. Dalam waktu dekat ia akan melaporkan ke DPP.

BALOI - Meski pemilu masih sekitar satu tahunan lagi,  namun suhu politik kian memanas. Salah satunya datang dari DPC Partai Gerindra Batam,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News