Pengusaha Angkot: Kebijakan Pemprov DKI Membunuh Kami
jpnn.com, JAKARTA - Pengoperasian armada bus pengumpan (feeder) dan Transjakarta di trayek eksisting angkutan umum membuat para pengusaha resah.
Mereka merasa dibunuh pelan-pelan oleh kebijakan tersebut, karena tak mampu bersaing dengan armada Transjakarta.
"Kalau terus menempatkan bus di trayek kami ya sama saja ngebunuh. Mending beli saja izin dan bus kami," kata Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan, Jumat (10/3).
Menurut Safruhan, sejumlah pengusaha angkutan umum sudah sepakat akan menyerahkan usaha angkutan umumnya kepada Pemprov DKI Jakarta.
Namun penyerahan tersebut bukan dalam bentuk kerjasama dengan BUMD DKI PT Transjakarta seperti yang telah dilakukan Kopaja.
"Kita mau integrasi tidak mungkin dengan kondisi angkutan umum saat ini. Mau diremajakan tidak ada modal. Ya sudah mending beli saja sekalian daripada mati," ujarnya.
Ia menilai, kebijakan yang diterapkan Pemprov DKI Jakarta ini bersifat kapitalistik. "Bukannya membina untuk mengembangkan usaha kita, malah membunuh. BUMD itu modalnya dari anggaran rakyat," tandasnya. (dil/jpnn)
Pengoperasian armada bus pengumpan (feeder) dan Transjakarta di trayek eksisting angkutan umum membuat para pengusaha resah.
Redaktur & Reporter : Adil
- Ekonomi Jakarta Tumbuh 4,7 Persen pada Triwulan I 2024, Lebih Rendah dari Nasional
- Kualitas Udara DKI Jakarta Terburuk Keempat Dunia, Inilah Wilayah yang Terdampak Kuat
- KPU DKI Buka Pendaftaran PPS untuk Pilgub, Butuh 801 Orang
- Bukan Ridwan Kamil, Golkar Jagokan Sosok Ini sebagai Bacagub DKI
- Menurut Gilbert, Ini Solusi Mengatasi Kemacetan di Jakarta Seusai Menanggalkan Status Ibu Kota
- Dukung Jakarta sebagai Kota Global, FJB Bawa Misi Tingkatkan Kualitas SDM