Pengusaha Showroom Motor Bekas Mulai Teriak

Pengusaha Showroom Motor Bekas Mulai Teriak
Penjualan motor bekas. (Foto: ridha/jpnn)

jpnn.com, JAKARTA - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar sedikit banyak berdampak bagi pelaku usaha. Tak terkecuali dengan showroom sepeda motor bekas.

Pemilik showroom motor bekas Kayna Motor Abdillah mengatakan, dampak BBM naik dan dolar yang sedang tinggi membuat daya beli konsumen mulai berubah. Buktinya, gairah penjualan motor bekas terus merosot tajam.

"Penjualan motor bekas lagi merosot tajam. Mungkin dampak dolar yang mengkuat dan BBM naik, jadi keadaan daya beli orang sudah beda dibanding 3 sampai 6 bulan yang lalu," tutur Abdillah kepada JPNN saat ditemui di dealernya Jalan Raya Condet, Jakarta Timur, Rabu (17/10).

Bukan Abdillah saja yang merasakan hal itu. Tapi hampir semua pedagang motor bekas yang ada di kawasan Condet juga mengakui perngaruh kondisi tersebut. Abdillah menyebut telah mengalami penurunan hampir sekitar 60 sampai 70 persen.

"Biasanya 3 bulan sampai 5 bulan yang lalu saya bisa menjual motor 15 unit per bulan jenis matik, tapi sekarang jual 5 unit motor saja sudah bagus," tegasnya.

Untuk itu, lanjut Abdillah, dampak kenaikan BBM dan dolar ini benar-benar berasa sekali kepada semua pelaku usaha khususnya dealer motor bekas. Dari gairah konsumen pun sudah beda sekali.

"Mungkin mereka melihat dolar naik, BBM naik, dan pajak motor juga naik. Jadi, konsumen menahan dahulu untuk membeli motor untuk saat ini," pungkasnya. (mg9/jpnn)


Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar sedikit banyak berdampak bagi pelaku usaha.


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News