Penjahit dan Ketua RW Berani Melawan Gibran, Ujang Sebut Bentuk Sindiran

Penjahit dan Ketua RW Berani Melawan Gibran, Ujang Sebut Bentuk Sindiran
Putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka. Foto : Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin mengomentari proses pencalonan kepala daerah di Solo, Jateng, pada Pilkada 2020.

Ujang menyoroti majunya pasangan calon independen Bagyo Wahyono-FX Suparjo, sebagai lawan pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa.

Bagyo Wahyono punya latar belakang sebagai penjahit. Sedangkan Suparjo merupakan ketua RW.

Mereka akan menghadapi  anak sulung Presiden Joko Widodo yang berpasangan dengan ketua DPRD Solo.  

"Saya kira (majunya pasangan penjahit-ketua RW) gejala sindiran bagi elite. Sindiran bagi yang punya jabatan. Sindiran bagi yang punya kuasa," ujar Ujang kepada jpnn.com, Kamis (10/9).

Dosen di Universitas Al Azhar Indonesia ini menilai demikian, karena di pilkada Solo hampir semua partai mengusung pasangan Gibran-Teguh.

Hal tersebut dinilai sangat tidak baik bagi perjalanan demokrasi, karena muncul kesan para penguasa memaksakan kehendak.

"Jadi, kesannya itu, mereka dianggap memaksakan kehendak dengan mendorong keluarganya menjadi calon kepala daerah. Ini sindiran dari rakyat bawah," katanya.

Majunya pasangan tukang jahit-ketua RW yang menjadi lawan Gibran Rakabuming-Teguh Prakowo di Pilkada Solo, merupakan wujud sindiran bagi penguasa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News