Penjelasan Ahli Epidemiologi soal Penyebab Covid-19 Cepat Menyebar
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) Dwi Agustian menyatakan bahwa globalisasi merupakan faktor utama yang membuat penyakit virus corona 2019 (Covid-19) menyebar dengan cepat.
Menurutnya, saat ini pergerakan manusia dari satu wilayah ke daerah atau negara lain lebih cepat dibanding 10 tahun lalu.
"Di dunia modern, teknologi bisa membuat orang berinsteraksi dengan cepat. Dua puluh tahun lalu virus ini tidak bisa menimbulkan efek biologis secara cepat," kata Dwi dalam dialog yang di Media Center Satgas Penanganan Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Jumat (23/10).
Dalam talkshow bertema Titik Balik Penyintas Covid-19 itu Dwi menjelaskan, virus corona bukan hal baru karena pernah menyebabkan severe acute respiratory syndrome (SARS) CoV-1 pada 2002-2003. Di Hong Kong, fatality rate atau tingkat fatalitas kasus SARS CoV-1 mencapai 50 persen.
Namun, Covid-19 lebih unik. Sebab, penyakit akibat virus corona jenis baru itu mudah menular dan ditambah pola perjalanan global makin kuat dibanding sepuluh tahun lalu.
Rata-rata perjalanan penerbangan meningkat luar biasa. Efeknya pada kecepatan gerak virus dari satu orang ke lainnya.
Ahli epidemiologi Unpad itu menambahkan, pengetahuan tentang virus pemicu pandemi global itu masih terbatas. Data menunjukkan perkembangan Covid-19 di populasi umum paling tinggi 5 persen.
Namun di Bandung, kata Dwi, ada populasi yang tak bergejala melakukan testing secara masif. Dari 100 orang ternyata hHanya seorang yang positif tanpa gejala.
Pergerakan manusia antar-wilayah bahkan negara merupakan faktor yang mempercepat penyebaran Covid-19.
- Sudah 50 Tahun di Indonesia, ChildFund Dorong Partisipasi Lebih Banyak Pihak
- Jaga Hati
- Zeni
- DPR Bangga dengan Kinerja Erick Thohir yang Tangani Covid-19 hingga Bongkar Korupsi Dapen
- Kadinkes Sumut Ditahan Jaksa terkait Korupsi APD Rp 24 Miliar
- Akademisi UI Terbitkan Buku Evaluasi Efektivitas PPKM dalam Penanganan Pandemi Covid-19