Penjelasan Polda Jabar dan Kapolres Garut atas Nyanyian AKP Sulman Aziz

Penjelasan Polda Jabar dan Kapolres Garut atas Nyanyian AKP Sulman Aziz
Netralitas Polri. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Budi mengungkapkan, di Kabupaten Garut ada 33 polsek dan 42 kecamatan. Dengan kondisi tersebut, Garut memiliki potensi kerawanan yang cukup tinggi selama Pemilu 2019. Karena itu, jajarannya intens melakukan pendekatan ke masyarakat untuk ikut menjaga keamanan.

Dia mengakui, belakangan ini aktivitasnya bertemu masyarakat meningkat. Sebab, Budi selalu melaksanakan kegiatan sambang desa, bakti sosial, termasuk kegiatan keagamaan.

Selama bertemu warga, Budi mengklaim hanya mengajak menciptakan suasana aman dan damai selama Pemilu 2019. Hal tersebut harus dilakukan karena Garut memiliki sejarah yang bagus dalam pilkada sehingga harus dipertahankan.

”Kami juga mapping konflik,” katanya. Mapping alias pemetaan itu dilakukan karena ada beberapa kejadian di Garut yang cukup menghebohkan.

”Jadi, kami selalu koordinasi dengan polsek, mengantisipasi terkait pemetaan TPS. Mungkin tak semua TPS ter-cover Polri, jadi sistemnya per zona,” jelasnya.

Kapolres juga membantah bahwa pencopotan AKP Sulman Aziz bernuansa politis. Dia menuturkan, pergeseran jabatan adalah hal lumrah di kepolisian. Apalagi, Sulman hampir dua tahun menjadi Kapolsek.

”Wewenang mutasi Kapolsek itu dari polda, bukan polres. Lagi pula, mutasi ke polda kan ada jabatan, jadi Kanit di direktorat lalu lintas. Jadi, bukan gak ada jabatan,” lanjutnya.

Sebelumnya Sulman menyatakan siap ditangkap atas pernyataannya tersebut.

Mantan Kapolsek Pasirwangi AKP Sulman Aziz mengadukan mutasi dirinya yang dianggap berbau politis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News