Pentingnya Perusahaan Finansial Gunakan Jasa Cyber Security and Connectivity
jpnn.com, JAKARTA - Serangan siber yang dialami Bank Syariah Indonesia (BSI) pada awal Mei 2023, menunjukkan betapa pentingnya keamanan bagi perusahaan finansial, termasuk ancaman Ransomware yang makin meningkat.
Bruce Hanadi, Chief Information Security Officer di snc.id, mengatakan bahwa serangan siber dapat mengancam keberlangsungan bisis perusahaan.
"Selain itu, juga merugikan pelanggan dan membahayakan stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan," kata Bruce Hanadi, dalam keterangannya, Sabtu (20/5).
Menurut Bruce, perusahaan finansial seperti bank, asuransi, dan perusahaan investasi adalah target utama para penjahat siber, termasuk para pelaku Ransomware.
Serangan ini menjadi lebih serius dengan adanya Ransomware yang dapat mengenkripsi data penting perusahaan dan menuntut pembayaran tebusan yang besar.
Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan tersebut harus memperkuat sistem keamanan siber mereka agar dapat mencegah serangan siber untuk menjaga informasi nasabah tetap aman dan terlindungi.
Bruce Hanadi menyarankan agar perusahaan finansial memperkuat sistem keamanan siber mereka dengan cara mengidentifikasi dan mengurangi risiko, meningkatkan kesadaran tentang keamanan siber di antara staf dan nasabah.
Lalu, mengimplementasikan teknologi yang terbaru dalam sistem keamanan siber mereka dan juga tidak hanya fokus terhadap pencegahan tapi juga aktif mendeteksi dan memprediksi serangan dari jauh hari, 'prevention is a deal, detection is a must'.
Serangan siber ransomware terhadap BSI mendorong perusahaan finansial menggunakan jasa cyber security and connectivity.
- BSI Maslahat Sediakan Mesin Air Minum Gratis Bagi Pemudik di Tol Cipali dan Cipularang
- BSI Maslahat Salurkan 12 Ton Beras untuk 70 Ponpes, Rezeki Santri Yatim & Duafa
- Libur IdulFitri, BSI Siapkan Rp45 Triliun Uang Tunai
- PIS Dapat Pembiayaan Syariah Skema IMBT bersama BSI
- Mantap! Perusahaan Anak Bank Mandiri Masuk Top 10 Global Islamic Bank
- BSI Salurkan Zakat Sebesar Rp 222 Miliar Melalui BAZNAS