Pentingnya Puasa dan Bahaya Perut Kenyang

Universalitas ibadah puasa menunjukkan bahwa ibadah puasa adalah ibadah yang istimewa. Puasa diyakini sebagai ritual yang memiliki banyak manfaat baik secara fisik maupun psikologis.
Sebagai contoh, Islam menentukan tata cara puasa dengan menghindari makan dan minum dalam rangka mengurangi asupan dalam perut agar terlatih dengan kondisi kosong dan terhindar dari kekenyangan.
Puasa selama bulan Ramadan akan melatih perut seorang hamba untuk tidak selalu dalam keadaan kenyang dan terbiasa dengan keadaan lapar.
Dengan terbiasa dalam kadaan lapar seorang hamba akan terlatih untuk menjaga diri dari hal-hal haram dan berlebihan.
Imam al-Ghazali dalam Minhajul Abidin mengemukakan beragam bahaya perut kenyang. Seseorang yang perutnya kenyang akan meremehkan nikmat dan seleranya menjadi rendah. Akibatnya ia akan berupaya mencari yang lain bahkan yang haram dan berlebihan.
Efek berikutnya dari kondisi ini menurut al-Ghazali akan berimbas pada pelampiasan keinginan anggota tubuh yang lain.
Telinganya berkeinginan mendengarkan yang haram dan berlebihan; mulutnya juga ingin membicarakan yang haram dan berlebihan; kemaluannya juga tak pelak ingin melampiaskan keinginannya.
Al-Ghazali mengutip ungkapan Abu Ja’far, bahwa perut adalah anggota tubuh yang jika lapar maka seluruh badan menjadi kenyang (tenang) dan bila kenyang maka seluruh anggota tubuh menjadi lapar.
Orang Jawa sering menyebut bulan Ramadan sebagai ulan pasa (bulan puasa) karena pada bulan ini umat Islam diwajibkan untuk menjalan ibadah puasa
- Prediksi BI, Ritel Tumbuh 8,3% saat Ramadan & Idulfitri
- Pengguna MyPertamina Meningkat Pada Periode Satgas Ramadan dan Idulfitri 2025
- Cerita Bahagia Artis Ira Siedhranata Pulang ke Tanah Kelahiran, Tebar Kebaikan di Ramadan
- Pemprov DKI Sebut Omzet Pedagang UMKM Naik Saat Ramadan, Turun Ketika Lebaran
- Pemudik Diimbau Pulang Lebih Awal Hindari Puncak Arus Balik, Manfaatkan Diskon Tol
- Lonjakan Kendaraan di GT Kalikangkung Saat Arus Balik Lebaran Capai 158 Persen