Pentolan Laskar Pendukung Anies Baswedan: Kami Sedih Melihat Bangsa Ini Dibodohi
Tidak Terbukti Anies Baswedan Sosok Intoleran
Dikatakan Indra, Anies yang selalu dikaitkan dengan kelompok intoleran, ternyata tidak terbukti selama 5 tahun menjabat Gubernur DKI Jakarta.
"Ketakutan yang disebarkan selama ini bahwa Jakarta akan menjadi provinsi syariah atau pengusung negara khilafah tidak terbukti. Mas Anies melakukan berbagai macam terobosan memberikan rasa aman dan kebebasan untuk semua agama," tuturnya.
Indra menjelaskan selama Jakarta dipimpin Anies Baswedan, izin pendirian rumah ibadah yang sulit didapat dan telah menunggu puluhan tahun dikeluarkan.
Selain memberikan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada masa kepemimpinan Anies Baswedan menyalurkan bantuan sosial melalui dana hibah Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI) untuk semua agama.
Jadi, kata Indra, apa yang ditakutkan tidak terjadi. Tingkat kohesivitas alias tidak ada polarisasi sangat tinggi sekali.
"Ini kajiannya dari Nanyang Technical University Singapura. Bukan abal-abal dan pembangunan rumah ibadah semua yang selama ini kesulitan mendapatkan IMB-nya, tetapi selama Anies menjabat sebagai gubernur justru terjadi."
"Berarti narasi intoleran dan radikal kepada sosok Mas Anies, itu, kan pembodohan bangsa," ucapnya.
Situasi bangsa yang diwarnai oleh isu yang memperkeruh persaudaraan sesama anak bangsa, kata Indra, menjadi pertimbangan para tokoh lintas agama dan tokoh pendidikan bergerak menjadi relawan Laskar AMAN guna mencerdaskan anak bangsa.
Salah satu pentolan pendukung Anies Baswedan yang tergabung dalam Laskar Aman mengaku sedih karena menurutnya bangsa ini telah dibodohi.
- Sikap PDIP Masih Dinanti, Parpol Pendukung Prabowo Dag Dig Dug
- Jalan Politik Gibran: Mengubah Hinaan Menjadi Kekuataan
- Cak Imin Mengaku Sudah Menitipkan Ini kepada Prabowo
- Tim 7 Jokowi Rayakan Kemenangan Prabowo-Gibran dengan Membantu Masyarakat
- Anies Gelar Acara Pembubaran Tim Pemenangan, Ada Ketum Pendukung yang Tak Hadir, Siapa?
- Pilpres Era Jokowi Munculkan Gejala Otoritarianisme Baru