Penularan Corona di Indonesia Terasa Semakin Dekat, Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Bagaimana dengan serangan 'hoax'?
Permasalahan lain yang dialami banyak warga pengguna jejaring sosial ini adalah banyaknya penyebaran berita-berita 'hoax' soal COVID-19 atau informasi yang malah membuat warganya menjadi bingung.
Adinda mengaku ia menyayangkan melihat warga yang tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan karena membaca atau mendengar berita yang tidak benar.
Seperti yang juga dialami oleh beberapa relawan dan pekerja COVID-19 saat berhadapan langsung dengan warga yang percaya teori konspirasi.
Dr Margaretha mengatakan perlu adanya peranan pemerintah dengan memanfaatkan sistem kelompok masyarakat yang sudah ada.
"Misalnya lewat kelompok PKK … ibu-ibu punya pengaruh besar di keluarga dan bisa diajari mengolah informasi agar mereka menjaga diri dan keluarganya dari COVID-19."
Ia juga mencontohkan kelompok RT yang beranggotakan para bapak juga menjadi sebuah sistem yang belum dimanfaatkan maksimal.
"[Akibatnya] media sosial mengambil kuasa dari sistem yang ada dan menjadi bola liar yang menjadikan informasi yang tidak terkendali."
Atau Anda bisa melakukan seperti yang diterapkan oleh Adinda bersama dengan beberapa temannya di grup Whatsapp.
Adinda Proehoeman setidaknya sudah mendengar lima kabar berita kematian dalam tiga pekan terakhir
- Sudah 50 Tahun di Indonesia, ChildFund Dorong Partisipasi Lebih Banyak Pihak
- Timnas U-23 Indonesia Sukses Masuk Semifinal, Rizky Billar Menangis
- Dunia Hari Ini: Timnas Indonesia Mengalahkan Korea Selatan Dalam Piala Asia U-23
- UEA Dukung RI Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
- Dunia Hari Ini: Pendiri Mustika Ratu Tutup Usia
- Kenapa Ibu Negara Masih Akan Sangat Berpengaruh di Indonesia?