Penularan Massal Covid-19 Mengancam Para Tahanan Politik di Turki

Penularan Massal Covid-19 Mengancam Para Tahanan Politik di Turki
Enes Kanter ketika masih bermain untuk New York Knicks. Foto: Reuters

Menteri Kehakiman Turki Abdulhamit Gul mengatakan corona menyebar di kalangan napi di penjara yang penuh sesak. Tercatat ada belasan kasus positif Covid-19 di antara napi pada pertengahan April, sedangkan tiga penderita meninggal dunia. Sebanyak 79 sipir penjara, 80 hakim, jaksa, dan tim forensik juga terjangkit corona.

Jumlah ini kemudian meningkat. Dalam pernyataan pers pekan lalu, Menteri Kehakiman Abdulhamit Gul mengatakan 120 narapidana atau tahanan dari berbagai penjara telah dinyatakan positif terkena virus corona. Ia mengklaim bahwa kementerian telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menangani ancaman penularan di penjara, seraya memberikan catatan bahwa kepadatan populasi telah menurun 95 persen, seperti dilansir Medium.com.

Namun apapun upaya yang disampaikan oleh Menteri Kehakiman dan pernyataan jaminan atas kemampuan pemerintah untuk menahan dan memerangi pandemi yang tampaknya cepat menyebar di beberapa lokasi penjara diragukan oleh banyak kalangan. Prospek kemungkinan munculnya korban dinilai tetap tinggi dengan kondisi penjara yang penuh sesak.

Secara total, Turki sejauh ini telah mencatat 137.115 kasus dengan 3.739 kematian. Tambahan 1.546 kasus baru menunjukkan bahwa negara ini jauh dari kurva yang stabil, meskipun pemerintah sedang bersiap untuk melakukan pembukaan kembali di sektor-sektor ekonomi tertentu secara parsial pada 11 Mei.

Tanda-tanda mengkhawatirkan dari sejumlah penjara mendorong keluarga, organisasi internasional dan tokoh-tokoh terkenal untuk menuntut tindakan segera. Penjara Silivri di pinggiran barat Istanbul muncul sebagai pusat krisis Covid-19, dan menimbulkan keresahan keluarga para tahanan. Hal ini kemudian memunculkan hastag di media sosial #silivrideinsanlaroluyor yang artinya orang-orang meninggal di penjara Silivri.

Setidaknya 44 orang dinyatakan positif terkena virus corona di Silivri. Yang membedakan Silivri dari penjara lain adalah statusnya untuk menampung banyak tahanan politik terkenal - jurnalis, penulis - dan narapidana pasca kudeta, termasuk jenderal berpangkat tinggi, hakim dan kepala polisi yang menjadi korban pembersihan.

Keluarga dan pengacara para narapidana juga melakukan kampanye di media sosial untuk memberi perhatian pada kondisi mengerikan di Silivri. Salah satu isu yang muncul adalah adanya tuduhan administrasi penjara sengaja menempatkan tahanan yang terinfeksi (dengan gejala ringan) di antara tahanan yang sehat di sel-sel yang sempit.

Kati Piri, mantan Pelapor Parlemen Eropa di Turki, turut mengingatkan bahaya besar adanya penularan massal di penjara, dan mendesak pemerintah untuk membebaskan para tahanan sesegera mungkin.

Bintang NBA Boston Celtics, Enes Kanter, mengingatkan dunia tentang bahaya pandemi virus corona di Turki.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News