Penyakit Menular Penyebab Utama Kematian di Negara OKI

Penyakit Menular Penyebab Utama Kematian di Negara OKI
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek. Foto: dok.JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengungkapkan, negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) telah mencapai kemajuan signifikan bidang kesehatan. Namun ada tantangan besar bidang kesehatan dan farmasi. Yaitu masih tingginya beban penyakit, rendahnya kapasitas produksi, dan rendahnya ketersediaan terhadap obat esensial.

"Kami prihatin dengan tingginya angka kematian dan kesakitan di banyak negara anggota OKI. Di 2015, 30 persen penyebab kematian di negara OKI adalah penyakit menular. Angka itu jauh melebihi angka kematian di negara berkembang non OKI yakni 24 persen dan dunia 22 persen," kata Menteri Nila dalam sambutannya di Pertemuan Kepala Otoritas Regulatori Obat negara anggota OKI yang diinisiasi Badan POM RI, di Jakarta, Rabu (21/11).

Dia menyebutkan, sejumlah negara OKI masih berjuang melawan epidemi penyakit menular yang sebenarnya bisa dicegah. Rendahnya kapasitas produksi yang diperburuk minimnya akses dan ketersediaan obat termasuk vaksin yang aman serta berkualitas di sebagian negara OKI menyebabkan ketergantungan penyediaan obat.

Dalam jangka waktu 2010-2016 nilai ekspor produk farmasi di negara OKI memang naik sampai 17 persen akan tetapi nilai impornya juga meningkat. Dari USD 5,7 miliar di 2010 menjadi USD 8,1 miliar pada 2015 atau naik 42 persen.

"Akses pada obat yang terjangkau dan aman merupakan prasyarat penting. Secara khusus vaksin pada anak dalam imunisasi tidak hanya mencegah penyakit pads anak tersebut tapi juga mencegah penularan," terangnya.

Dia menambahkan, kebutuhan pada vaksin dan obat halal menjadi tantangan dunia Islam. Melalui forum kerja sama otoritas pengawas obat ini perlu didorong pengembangan produk halal sehingga bisa memperluas program kesehatan nasional di masing-masing negara dalam membebaskan masyarakat dari penyakit yang merupakan tujuan pembangunan berkelanjutan.

Kebutuhan akan sistem regulatori obat yang efektif dan kuat menjadi tantangan dalam memastikan akses dan ketersediaan obat aman serta terjangkau masyarakat. Itu sebabnya, penguatan kerja sama antar otoritas regulatori di bidang obat di negara OKI serta mitra merupakan hal yang sangat esensial.

Pada kesempatan tersebut CEO of Saudi Arabia FDA Prof Hisham S Al Jadhey PharmD MS PhD dan Assistant Secretary General OIC Muhammad Naeem Khan juga memberikan pemaparan tentang pentingnya pertemuan negara OKI. (esy/jpnn)


Menkes Nila F Moeloek mengaku prihatin dengan tingginya angka kematian dan kesakitan di banyak negara anggota OKI.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News