Penyandera Menuntut Uang Tebusan untuk Membebaskan Profesor Australia di Papua Nugini

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan penduduk desa yang tidak terlibat dalam penculikan sudah membantu melakukan perundingan dan juga memberikan informasi.
Jarang sekali penculikan meminta uang tebusan terjadi di Papua Nugini dan PM Marape mengatakan ini menjadi "sebuah tren baru dalam aktivitas kriminal yang tidak akan ditoleransi."
"Saya kira ini adalah pertama kalinya uang tebusan dijadikan syarat dalam penculikan dan kami menanggapinya dengan serius," katanya.
"Kami tidak ingin ini menjadi preseden ke depannya, dan kami sekarang bekerja sama dengan semua pihak."
Warga Australia diculik tahun lalu
Penculikan di Papua Nugini sudah terjadi di masa lalu, namun kebanyakan ada hubungannya dengan proyek sumber alam atau industri di kawasan regional.
Akhir tahun lalu, seorang warga Australia dan tiga pekerja asal Papua Nugini yang bekerja untuk Santos, di sebuah kilang minyak terpencil di provinsi Hela, diculik pemilik lahan setempat, menurut laporan media berdasarkan keterangan di pengadilan.
Para pekerja tersebut dilaporkan ditahan selama beberapa hari setelah diculik oleh warga yang bersenjatakan pisau dan senjata api buatan sendiri.
Sandera kemudian dibebaskan, namun kejadian tersebut tidak menjadi bahan pemberitaan saat itu.
Perdana Menteri Papua Nugini mengatakan penculikan meminta uang tebusan jarang terjadi di negaranya
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka