Perajin Kolang-kaling Kebanjiran Pesanan, Bisa Satu Ton Per Minggu

Perajin Kolang-kaling Kebanjiran Pesanan, Bisa Satu Ton Per Minggu
Pedagang kolang-kaling musiman menggelar dagangannya di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Kamis (15/4). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, CIANJUR - Perajin kolang-kaling pada dua kecamatan di selatan Cianjur, Jawa Barat, mendapat pesanan tinggi dari sejumlah pasar mulai dari Cianjur, Sukabumi, Bogor, Bandung hingga Jakarta.

Selama Ramadan, perajin mendapat pesanan hingga satu ton per minggu.

Perajin kolang-kaling Burhanudin warga Kampung Sukarama, Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak, mengatakan sebelum masuk Ramadan, pihaknya sudah mendapat pesanan dari pengepul di wilayah Sukabumi dan Bogor, untuk memenuhi pesanan hingga satu ton setiap pekan.

"Sepekan sebelum puasa, kami menambah pegawai untuk mengolah kolang-kaling, karena hari pertama pesanan yang harus dikirim mencapai setengah ton, sedangkan setiap pekan selama puasa, kami harus memenuhi pesanan satu ton untuk pasar di Sukabumi dan Bogor," katanya.

Puasa tahun ini, ungkap dia, pesanan kolang-kaling untuk pasar Cianjur, Sukabumi, Bogor dan Jakarta, lebih dari satu ton setiap minggunya, namun pihaknya kesulitan untuk mendapatkan bahan baku kolang-kaling, sehingga terpaksa membeli bahan baku keluar kecamatan.

Pasokan bahan baku kolang-kaling berasal dari beberapa kecamatan di selatan Cianjur dan Sukabumi, namun bahan baku tersebut dinilai masih kurang, sehingga perajin yang mendapat pesanan cukup tinggi dibanding puasa tahun lalu, harus beker jasama untuk menutupi pesanan.

"Untuk pekan ini, pesanan satu ton dapat dipenuhi karena kami bekerja sama dengan perajin lain di Takokak dan beberapa perajin di Kecamatan Leles dan Kadupandak. Untuk satu kilogram kolang-kaling dijual Rp 5.000 hingga Rp 10.000 per kilogram," katanya.

Hal senada terucap dari perajin kolang-kaling di Kecamatan Naringgul yang banyak mendapat pesanan dari beberapa distributor di sejumlah pasar di daerah Bandung.

Pesanan kolang-kaling cukup tinggi, sehingga perajin kesulitan untuk mendapat bahan baku.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News