Perampokan Berdarah di Cirebon, Gaji Guru Satu Kecamatan Amblas

Penjahat Bersafari, Menembak Korban dari Jarak Dekat

Perampokan Berdarah di Cirebon, Gaji Guru Satu Kecamatan Amblas
BERDUKA- Putri ketiga Sutikno, Kinanti Ramadini (ketiga dari kiri), terlihat menyeka air matanya sembari memegang foto ayahnya sesaat setelah janazah Sutikno tiba di rumah duka. Foto: Yuda Sanjaya/Radar Cirebon
"Saat kejadian, saya sedang berada di luar sekolah. Semula saya kira ada tabrakan," ceritanya dengan suara yang masih bergetar. Anggapan itu pun sirna ketika dia menyaksikan adegan seseorang berjaket hitam sedang mempertahankan sebuah kantong yang direbut oleh seseorang berpakaian safari.

Tidak lama berselang, pria yang bersafari itu mengeluarkan pistol, lalu menembakkannya ke arah pria berjaket hitam tersebut. "Begitu terdengar suara letusan pistol hingga lebih dari dua kali, saya bergegas masuk ke dalam sekolah karena takut. Orang-orang juga terlihat ketakutan dan mulai membubarkan diri," terangnya.

Saksi mata lain, Ismail, menceritakan hal yang sama. Mahasiswa 21 tahun sebuah perguruan tinggi swasta di Cirebon itu menyaksikan adegan dua orang ditembaki oleh seorang yang dibonceng. "Waktu itu saya sedang naik motor, kemudian melihat dua orang sedang dikejar-kejar. Awalnya,  saya kira, dua orang yang dikejar itu pelaku jambret. Nggak tahunya setelah saya mendengar suara tembakan, saya mundur. Begitu dua korban sudah jatuh, pelaku terus menembaki korban," ujarnya.

Perampokan yang terjadi sekitar pukul 08.30 itu memang menggemparkan warga Kota Cirebon. Dari informasi yang dihimpun Radar Cirebon (Jawa Pos Group) diketahui  pagi itu Rudiman, 45, dan Sutikno, 45, baru keluar dari Kantor Bank Jabar-Banten di kantor kas RSUD Gunung Jati. Mereka berboncengan mengendarai motor Supra. Rudiman yang memegang setir.

PERAMPOKAN terjadi di Kota Cirebon kemarin pagi. Uang Rp 585 juta lebih yang sedianya untuk membayar gaji guru satu kecamatan dibawa kabur perampok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News