Peran Pengawas Sekolah Kurang Optimal

Hindari Kooptasi Sekolah oleh Birokrasi

Peran Pengawas Sekolah Kurang Optimal
Peran Pengawas Sekolah Kurang Optimal
JAKARTA — Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Fasli Djalal menyatakan perlunya revitalisasi peran pengawas sekolah. Alasannya, para pengawas sekolah adalah orang pertama yang mengawasi kinerja kepala sekolah.

“Hubungan antara pengawas sekolah dengan kepala sekolah dan guru saat ini nampaknya belum sekohesif yang diharapkan,” ungkap Fasli usai peluncuran Program Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah 2010 di Gedung Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), Jakarta, Sabtu (30/1).

Lebih lanjut Fasli menyebutkan, ada tiga macam pengawas, yakni pengawas guru kelas di sekolah dasar, pengawas bidang studi di sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK), serta pengawas sekolah manajemen sekolah. “Idealnya pengawas itu kalau pengawas bidang studi diambil dari guru-guru yang jago-jago. Kemudian dilihat, dipilih, dan dinilai cukup matang lalu dibuatkan SK pengawas guru bidang studi,” jelasnya kepada 600 peserta kepala sekolah dan pengawas sekolah yang hadir di tempat tersebut.

Menurutnya, pengawas secara fungsional lebih berperan dibandingkan pegawai-pegawai di dinas-dinas, kasi, dan kasubdin. “Pengawas harus mampu memahami apa yang diperlukan di dalam menilai kinerja secara akademik ,manajerial, dan enterpreneurial dari seorang kepala sekolah,” imbuhnya seraya menambahkan, kepala sekolah juga harus diberikan kebebasan sebagai manajer pendidikan. “Mereka tidak boleh dikooptasi oleh birokrasi,” lanjutnya.

JAKARTA — Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Fasli Djalal menyatakan perlunya revitalisasi peran pengawas sekolah. Alasannya,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News