Perang Tarif Promotor Konser

Harga Tiket Jadi Wow

Perang Tarif Promotor Konser
Konser Jessi J di Indonesia. Foto: Angger Bondan/Jawa Pos
Melihat banyaknya nama baru, yang terlintas pasti persaingan. Bagaimana mereka bersaing dalam mendatangkan artis-artis besar itu? Mungkin saja, satu artis dilamar banyak promotor untuk konser di satu negara. Begitu juga yang terjadi di Indonesia saat ini.

Jumah promotor semakin banyak. Ibarat berdagang, mereka ingin menjual barang kualitas satu. Wajar kalau barang-barang kualitas satu jadi rebutan. Siapa yang berani membeli dengan harga tinggi, dialah yang akan mendapatkan barang tersebut.

Adrie melihat fenomena tersebut sebagai hal yang positif. "Saya senang (dengan banyaknya promotor baru). Saya yang sudah 18 tahun jadi promotor sering bilang bahwa bisnis ini bagus dan kreatif. Saya sering utarakan itu ketika mengisi seminar," katanya. Menurut dia, bisnis tersebut tidak akan mati. "Promotor nggak akan kehabisan bahan kalau memang bisa bekerja secara profesional," imbuhnya.

Seorang artis pasti akan butuh promotor, apalagi artis-artis internasional yang akan mengadakan konser ke negara lain. Karena itu, promotor tidak akan kehabisan bahan. Apakah promotor-promotor baru tersebut bisa bertahan lama? Adrie melihat bahwa sekarang bisnis promotor seperti bisnis operator telekomunikasi. "Perang tarif dan pertempuran harga terjadi," ungkapnya.

PENIKMAT musik di Indonesia boleh bersenang hati. Sekarang Indonesia makin sering masuk dalam daftar tur konser dunia artis-artis internasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News