Perang Urat Saraf Debat Capres Ketiga: Lebih Banyak Manuver Menyerang Personal Ketimbang Substansi

Oleh: Pangi Syarwi Chaniago - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting

Perang Urat Saraf Debat Capres Ketiga: Lebih Banyak Manuver Menyerang Personal Ketimbang Substansi
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting Pangi Syarwi Chaniago. Foto: Dokumentasi pribadi

Kritik Anies langsung ke jantung pertahanan, sindiran terhadap Prabowo konteks ketika terjadi pelanggaran etik dan termasuk jalan bareng berpasangan terhadap cawapres yang melanggar etika. Itu artinya ada kompromi terkait standar etika, dalam pidato mengolok-olok tentang tidak pentingnya etika, Anies yang tidak tega untuk mengulanginya.

Komentar Prabowo menarik soal Anies tidak pantas bicara etik, menyesatkan dan tidak berhak bicara etik, karena memberi contoh yang tidak baik soal etik.

Momen Pak Prabowo marah ketika bicara konteks etik. Anies sangat tajam mengkritik soal etika capres, soal ada orang dalam dalam pengadaan alutsista, adanya kompromi standar etika dan konflik kepentingan, dan politik saling sindir Anies soal pidato Capres Prabowo mengolok-ngolok tentang etika.

Tidak saling salaman pasca-debat antara Anies dan Prabowo menurut saya juga problem tersendiri, terlepas apakah itu aslinya Pak Prabowo dan Anies, kalau enggak nyaman, langsung memperlihatkan secara kasat mata tentang ketidaknyamananya ketimbang pura-pura.

Debat boleh keras, bantah data, saling menyerang, namun setelah debat seharusnya berangkulan kembali, seperti main bola, sekeras apapun kompetisi, habis saling tekel.

Namun, tetap berangkulan kembali, tukar jersey di akhir pertandingan sepak bola. Ini menjadi sangat krusial mempertontonkan dagelan panggung depan kepemimpinan yang tidak sportif, terlepas siapa yang bersalaman dan siapa yang menemui siapa, terlepas siapa yang lebih senior dan seterusnya, dan termasuk soal alasan Anies yang sudah mencari Prabowo. Namun, sudah tidak menemui Prabowo, bingung mau cari ke mana.

Prabowo mengatakan bahwa dia enggak datang ke saya. Saya lebih tua dari dia (Anies), lebih senior dan banyak lagi reason lainnya.

Saya berpikir habitus yang model begini sangat disayangkan terjadi, tidak fair dan tidak elok dipertontonkan dagelan politik semacam ini di panggung depan public. Tampak tidak berkelas sama sekali, mana contoh keteladanan dan kenegarawanan kepemimpinannya?

Debat ketiga calon presiden di Pilpres 2024 membahas Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik. Pangi menyinggung manuver menyerang pribadi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News