Perang Vietnam di Film Rambo itu Parah, di Gaza Lebih Parah

Perang Vietnam di Film Rambo itu Parah, di Gaza Lebih Parah
Abdillah Onim saat bersama keluarganya. Foto: Imam Husein/Jawa Pos

Sejak 2008 dia masuk ke wilayah kekuasaan Hamas itu. Atau saat Israel sedang melancarkan agresi yang berlangsung enam bulan.

Onim masuk melalui pintu Rafah di perbatasan Mesir-Gaza. Tapi, berkali-kali harus keluar Gaza karena dianggap berbahaya oleh Israel.

Saat mengurus surat-surat dan perizinan pembangunan rumah sakit, Bang Onim sempat hijrah ke Turki. Nah, ketika hendak kembali ke Gaza lewat jalur laut itulah, dia dan para relawan lain ditangkap.

Karena tekad keras untuk membantu menyelesaikan pembangunan rumah sakit buat warga Gaza, Onim pun berjuang kembali ke Gaza pada 2010. Dan berhasil. Juga kembali melalui Mesir.

Setelah kembali ke sana, Onim pun berfokus kembali pada aktivitas kemanusiaan. Dia juga menjadi orang yang dipercaya beberapa lembaga bantuan kemanusiaan Indonesia yang hendak mengirimkan bantuan ke Gaza.

Bantuan yang dia salurkan dari para donatur di Indonesia sudah tidak terhitung jumlahnya. Mulai yang berbentuk uang tunai, obat-obatan, perlengkapan bayi, daging kurban, makanan, air minum, bahan bakar, perlengkapan sekolah anak, hingga bantuan lainnya. Merata kepada warga Gaza yang membutuhkan.

Di Gaza juga, Bang Onim mendirikan taman kanak-kanak untuk anak-anak yatim. Juga, balai kreatif untuk para perempuan dan janda-janda.

”Ada 30 ribu janda yang hidup di bawah garis kemiskinan di Gaza,” katanya.

Abdullah Onim mengatakan, umat Kristen Palestina mengeluarkan statemen, bila Masjidilaqsa tetap ditutup, mereka akan mengalihfungsikan gereja menjadi masjid.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News