Perawat Panti Jompo Asal Indonesia Membantah Stereotip di Tengah Kurangnya Pekerja Laki-laki

Ia juga berpendapat bahwa baik atau tidaknya kinerja pekerja panti jompo kembali kepada pribadi masing-masing.
"Semua itu balik lagi tergantung apakah mereka memang punya passion dan suka dengan pekerjaan di bidang aged care ini," katanya.
"Dan apakah mereka punya kemampuan dan cukup berkompetensi untuk bekerja sama dengan lansia karena ini bukan pekerjaan yang mudah."
Fransi mengutamakan niat baik dalam melakukan pekerjaannya di panti jompo.
Ini tetap harus dilakukannya meski sempat mengalami penolakan dari residen panti jompo yang sebagian besar adalah warga Australia dengan keturunan Eropa, karena latar belakang etnisnya.
"[Mereka] mulanya enggan. Namun pendekatan saya adalah kita berusaha tetap membantu, dan lama-lama mereka akan terbiasa dan menerima.
"Manusia itu selalu bisa beradaptasi di tempat kerja, baik penghuni maupun kita pekerja, kalau memang niatnya mau bekerja."
Simak artikel lainnya dari ABC Indonesia
Industri panti jompo Australia masih didominasi oleh pekerja perempuan di tengah banyaknya stereotip dan hal lain yang menyebabkan laki-laki enggan menggelutinya
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Menteri Karding Berangkatkan 55 Perawat dari Universitas Binawan ke Austria
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS