Perbankan Australia Dilanda Skandal 'Fee Tanpa Layanan'

Perbankan Australia Dilanda Skandal 'Fee Tanpa Layanan'
Perbankan Australia Dilanda Skandal 'Fee Tanpa Layanan'

Menurut Komisioner Hayne, tanpa tindakan terhadap mereka yang terlibat menetapkan "fee tanpa layanan", maka kepercayaan publik tidak akan pulih. Padahal sektor keuangan beroperasi atas dasar kepercayaan publik.

Fee semacam itu umumnya terjadi pada divisi perencanaan keuangan. Baik yang ada pada perbankan maupun pada lembaga jasa keuangan lainnya.

Pada Bank Commonwealth (CBA) misalnya, divisi perencanaan keuangannya secara sistematis memungut fee terhadap 31.500 nasabah antara Juli 2007 dan Juni 2015 tanpa review tahunan.

Di sisi lain, Bank ini tidak bisa membuktikan ke Komisi Sekuritas dan Investasi (ASIC) bahwa mereka benar-benar memberikan layanan terhadap para nasabah.

Dalih Perbankan

Sejumlah banker berdalih bahwa "fee tanpa layanan" itu lebih karena faktor ketidaksengajaan.

Dalam pemeriksaan Komisi Khusus, CEO Bank NAB Andrew Thorburn misalnya menyatakan, uang fee tersebut "tidaklah dimaksudkan untuk menjadi milik kami namun menjadi milik kami".

Komisioner Hayne menepis dalih tersebut. "Jumlah uang yang masuk kantong lembaga keuangan besar, seringnya terjadi, dan lamanya terjadi, menunjukkan hal ini tak bisa dipandang sebagai kelalaian sepele atau kesalahan sistem komputer," tegasnya.

Jumlah kompensasi yang harus dikembalikan penyedia jasa keuangan AMP dan empat bank utama yaitu Bank Commonwealth (CBA), Bank NAB, Bank ANZ, serta Bank Westpac mencapai 180 juta dolar AUD (sekitar Rp 1,8 triliun).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News