Perbatasan Internasional Mulai Buka, Sejumlah Kota Khawatir Kebanjiran Turis Berperilaku Buruk

Perbatasan Internasional Mulai Buka, Sejumlah Kota Khawatir Kebanjiran Turis Berperilaku Buruk
Perbatasan Internasional Mulai Buka, Sejumlah Kota Khawatir Kebanjiran Turis Berperilaku Buruk

Sebagai warga Amsterdam,  van der Leij mengatakan kota tersebut tidak dibangun untuk menerima kedatangan turis dalam waktu bersamaan.

Dia secara khusus menyebut kelompok turis dalam jumlah besar yang datang selama satu dua hari dan memberikan kontribusi ekonomi minim bagi lokal.

"Mereka tidak memiliki kecintaan dengan kota ini, mereka tidak memberikan kontribusi keuangan, jadi tidak bayar pajak dan ini merupakan pelecehan terhadap kota ini," katanya.

Dia mengatakan Amsterdam harus berubah dan bergerak ke arah pariwisata yang berkesinambungan.

Belanda baru-baru ini mengumumkan pelonggaran pembatasan COVID walau kasus terutama Omicron terus meningkat.

Barcelona dan Mallorca, Spanyol 

Warga di kota Barcelona dilaporkan tidak puas dengan keadaan di kota tersebut yang menerima kedatangan sekitar 27 juta orang pengunjung setiap tahun dengan 50 persennya bermalam satu hari di sana di tahun 2014.

Kota berpenduduk 1,3 juta tersebut sudah lama mengalami masalah perumahan, dan meningkatnya kedatangan turis membuat masalah semakin memburuk karena menyewakan tempat untuk turis mendapat penghasilan lebih besar dibandingkan ke warga lokal.

Bulan Mei tahun lalu, otoritas wisata Barcelona mengeluarkan aplikasi untuk turis yang bisa menunjukkan secara langsung apakah sebuah tempat wisata sedang ramai.

Dibukanya kembali perbatasan internasional justru menimbulkan kekhawatiran sejumlah kota di dunia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News