Percikan Rusia-Ukraina Picu Perang Dunia Ketiga, G20 Mampu Jadi Peredam?
jpnn.com, JAKARTA - Founder Synergy Policies Dinna Prapto Raharja menilai peran Group of 20 (G20) terhadap konflik antara Rusia dengan Ukraina kurang strategis.
Pasalnya, secara prosedural, G20 tidak memiliki mandat langsung untuk mencegah potensi perang dunia ketiga yang muncul karena konflik ini.
Dosen Ilmu Hubungan Internasional di Bina Nusantara (Binus) University itu mengatakan akan ada langkah yang diambil jika konflik Rusia-Ukraina memanas.
Sebab, perang tersebut akan mengakibatkan terganggunya pasokan gas untuk Jerman dan beberapa negara Uni Eropa lainnya.
"Kelompok nega-negara yang bersinggungan secara teritorial dengan wilayah konflik Ukraina pasti akan saling bicara soal ini dalam forum pertemuan informal atau bilateral," kata Dinna kepada JPNN.com, Sabtu (19/2).
Dinna menyebut konflik Rusia-Ukraina adalah proxy war.
Amerika Serikat (AS) dan Rusia berperang di negara orang, yaitu di Ukraina dengan menggunakan tangan dari berbagai kelompok dan negara.
"Dalam situasi pandemi, kemungkinan masih bisa ada upaya melokalisasi konflik," ujar Dinna.
Founder Synergy Policies Dinna Prapto Raharja G20 tidak memiliki mandat langsung untuk mencegah potensi perang dunia ketiga
- Georgia, Ukraina, dan Polandia Tembus Piala Eropa 2024
- Kepala BNPT: Terorisme Kejahatan Kemanusiaan, Tidak Sesuai dengan Nilai Agama
- Prancis Siaga Maksimal Setelah 137 Orang Dibantai Teroris di Rusia
- Rusia Berduka, Putin Tetapkan 24 Maret Hari Berkabung Nasional
- Kutuk Serangan Teroris di Moscow, Kepala BNPT: Terorisme Ancaman Serius Terhadap Perdamaian Dunia
- Bela Ukraina, Amerika Sebut Kelompok Ini Dalang Pembantaian di Moskow