Percuma Gerindra Merapat ke Jokowi, Kalau Tidak Dapat yang Basah

Percuma Gerindra Merapat ke Jokowi, Kalau Tidak Dapat yang Basah
BERTEMU LAGI: Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto saat bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7). Kepala BIN Budi Gunawan tampak ikut mendampingi Presiden Jokowi. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai, Gerindra bergabung dengan pemerintahan Jokowi - Ma'ruf dapat menjadi langkah yang positif. Asalkan, partai berlambang kepala garuda itu mendapat jatah kursi menteri yang strategis.

"Yaitu menteri yang basah atau menteri yamg bisa langsung menurunkan harga pokok," kata pemerhati politik, Pangi Syarwi Chaniago, Kamis (18/7).

Pangi menjelaskan, menteri 'basah' atau strategis itu misalnya menteri pertanian, menteri perdagangan dan menteri ESDM yang bisa menurunkan harga bahan pokok dan tarif listrik.

"Artinya, menteri tersebut punya kebijakan untuk menurunkan harga," ungkapnya saat dihubungi Kantor Berita RMOL.

BACA JUGA: Realistis Saja, Gerindra Dapat Dua Menteri, Satu Wantimpres

Menurut Pangi, kalau tidak mendapatkan pos kementerian yang strategis, Gerindra akan sulit mewarnai pemerintahan. Mereka pun tidak akan bisa menyelesaikan persoalan rakyat di bawah.

Kalau ini yang terjadi, Pangi menyarankan Gerindra sebaiknya berada di luar pemerintahan menjadi oposisi.

"Itu bisa menjadi malapetaka atau blunder bagi Gerindra ke depannya karena mengambil menteri yang tidak bisa berbuat apa-apa. Gerindra akan mempertaruhkan masa depannya di Pemilu 2024," tutupnya. (rmol/jpg)


Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai, Gerindra bergabung dengan pemerintahan Jokowi - Ma'ruf dapat menjadi langkah yang positif.


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber RMOL.co

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News