Perdebatan Pilihan Politik di Indonesia Picu Perpecahan Dalam Keluarga

Perdebatan Pilihan Politik di Indonesia Picu Perpecahan Dalam Keluarga
Perdebatan Pilihan Politik di Indonesia Picu Perpecahan Dalam Keluarga

Gayatri, yang hanya ingin disebut dengan nama depannya, menganggap dirinya seorang wanita Muslim yang "normal" di Indonesia.

Dia mengenakan jilbab, sholat lima kali sehari, berpuasa selama bulan Ramadhan, dan secara teratur memberikan amal - semua merupakan rukun Islam.

Namun, ibu dari dua anak ini mengatakan beberapa keluarga besarnya - terutama generasi yang lebih tua - mengatakan dia tidak memenuhi "standar Islam" mereka.

Dia mengatakan itu semua dimulai setelah pemilihan gubernur Jakarta pada tahun 2017, yang secara luas dilihat sebagai ujian toleransi agama dan etnis di Indonesia - negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia.

Kampanye pilkada DKI Jakarta sangat sengit dan memecah belah, dengan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama - juga dikenal sebagai Ahok - diadili atas tuduhan penistaan ??agama.

"Saya membagikan potret keluarga saya dalam grup WhatsApp, [dan] kami semua mengenakan kemeja kotak-kotak [pakaian yang menjadi ciri khas Ahok] dan salah satu dari mereka bertanya mengapa saya mendukung orang Tionghoa Kristen?" Kata Gayatri.

Ketegangan meningkat jelang debat presiden

Perdebatan Pilihan Politik di Indonesia Picu Perpecahan Dalam Keluarga Photo: Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menggunakan kemeja kotak-kotak yang menjadi ciri khasnya pada pilkada DKI Jakarta tahun 2017. (AP: Dita Alangkara)

Gayatri tahu beberapa paman dan bibinya secara terbuka mendukung calon presiden Prabowo Subianto dan partai-partai Islam konservatif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News