Perempuan Parlemen Belum Maksimal

Perempuan Parlemen Belum Maksimal
Perempuan Parlemen Belum Maksimal
JAKARTA – Keterlibatan perempuan di dunia politik, khususnya parlemen, mengalami peningkatan secara kuantitas. Tapi sayangnya, peningkatan jumlah perempuan di parlemen belum dibarengi kualitas yang memadai. Demikian diakui dua anggota DPR perempuan, Nurul Arifin dan Hetifah Sjaifudian di Jakarta, Kamis (21/4).

Hetifah, anggota Komisi X DPR menuturkan, peningkatan jumlah perempuan di parlemen terjadi dari tingkat daerah hingga nasional. Hasil Pemilu 2009 di DPRD tingkat kabupaten/kota, representasi perempuan mencapai 12 persen, DPRD provinsi sebesar 16 persen, bahkan DPR RI mencapai 18 persen. ”Di DPR periode sebelumnya, representasi perempuan hanya 11 persen,” kata Hetifah.

Menurutnya, peningkatan jumlah perempuan di parlemen terjadi seiring makin terbukanya peluang bagi perempuan di era reformasi. Namun banyaknya perempuan yang berkiprah di dunia politik ternyata belum mampu  menawarkan kultur politik yang berbeda. Perempuan belum mampu menunjukkan diri sebagai agen perubahan.

”Hari Kartini merupakan momen baik untuk melakukan refleksi sejauh mana kemajuan yang telah dicapai kaum perempuan,” kata politisi Golkar ini.

Hatifah menduga, lemahnya peran perempuan di parlemen terjadi karena kapabilitas perempuan yang lolos ke parlemen kurang teruji. Kebanyakan perempuan yang terpilih dan berkiprah di dunia politik formal saat ini barasal dari dinasti politik atau figur populer seperti artis.

JAKARTA – Keterlibatan perempuan di dunia politik, khususnya parlemen, mengalami peningkatan secara kuantitas. Tapi sayangnya, peningkatan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News