Peretas Data Pelanggan Optus Australia Minta Maaf dan Batalkan Permintaan Uang
Selama sepekan Australia dikejutkan dengan serangan 'cyber' pada Optus, salah satu perusahaan penyedia layanan telekomunikasi dan seluler.
Serangan tersebut menyebabkan informasi pelanggan Optus bocor, termasuk nama, tanggal lahir, nomer telepon, dan ada juga alamat serta nomer surat izin mengemudi.
Sabtu kemarin (24/09), seseorang yang mengaku memiliki data pelanggan meminta uang tebusan sebesar AU$1,5 juta dan mengancam akan menjualnya.
Ia mengancam akan merilis 10 ribu data setiap hari jika uang tebusan tidak dibayar dalam waktu seminggu.
Bahkan Selasa pagi, 'user' tersebut mengklaim sudah membocorkan data. Tapi sejumlah peringatan telah dikeluarkan agar siapa pun tidak meng-klik tautan apa pun.
Terbaru: pengaku peretesan minta maaf
Beberapa jam setelah peringatan dikeluarkan, akun online tersebut meminta maaf kepada 10.200 warga Australia yang datanya sudah dibocorkan.
"Uang tebusan tidak dibayar, namun kami tidak peduli lagi," kata akun tersebut dalam sebuah unggahan di situs BreachForums.
"Adalah kesalahan untuk menerbitkan data itu sebenarnya."
Pekan ini warga di Australia sedang khawatir dengan kebocoran data yang diretas dari salah satu perusahaan penyedia layanan telekomunikasi terbesar
- Dunia Hari Ini: Pendiri Mustika Ratu Tutup Usia
- Kenapa Ibu Negara Masih Akan Sangat Berpengaruh di Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Gadis 14 Tahun Dinobatkan sebagai Olahragawan Aksi Terbaik
- Dunia Hari Ini: Mahkamah Konstitusi Tolak Permohonan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar
- Dunia Hari Ini: Timnas Garuda Muda Kalahkan Australia 1-0
- Pengakuan Jujur Pelatih Australia Soal Ernando Ari