Pergerakan Tanah Merusak Puluhan Rumah di Sukabumi

Pergerakan Tanah Merusak Puluhan Rumah di Sukabumi
Salah satu rumah di Kampung Nyalindung, Desa Pasirsuren, Kecamatan Palabuharatu, Kabupaten Sukabumi, Jabar, yang kondisinya rusak pada bagian dindingnya dan sudah tidak layak dihuni akibat terdampak bencana pergerakan tanah. Foto: ANTARA/Aditya Rohman

jpnn.com, SUKABUMI - Pergerakan tanah merusak puluhan rumah warga di Kampung Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Sebagian warga sudah ada yang memilih untuk mengungsi.

"Dari hasil pendataan sementara jumlah rumah yang rusak sebanyak 30 unit seluruhnya berada di RT 03/05 Desa Pasirsuren, Kecamatan Palabuhanratu. Kerusakan rumah akibat dampak dari pergerakan tanah ini mulai dari ringan hingga berat," kata Kepala Desa Pasir Suren M E Zailani di Sukabumi, Senin.

Menurut Zailani, tidak menutup kemungkinan bencana pergerakan tanah ini makin meluas dan rumah yang terdampak bertambah banyak, apalagi saat ini kerap turun hujan deras yang menyebabkan tanah menjadi labil.

Mengantisipasi semakin parah dampak yang dirasakan warga dan mencegah jatuhnya korban luka maupun meninggal, pihaknya bersama petugas dari Kecamatan Palabuhanratu dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi telah melakukan sosialisasi kepada warga khususnya yang terdampak bencana.

Selain itu, kondisi pergerakan tanah yang makin parah dan terus meluas pihak desa sudah meminta kepada BPBD untuk mencarikan solusi bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan, karena jika tidak ditanggulangi dengan cepat khawatir jatuh korban.

Lanjut dia, untuk relokasi pun belum bisa dilaksanakan sehingga sebagian warga ada yang memilih mengungsi sendiri ke tempat yang lebih aman, sebab ada kekhawatiran dari mereka rumahnya bisa saja ambruk.

"Belum ada informasi lebih lanjut warga yang terdampak bencana pergerakan tanah ini akan direlokasi ke mana, tetapi kami meminta agar BPBD menyediakan tempat mengungsi sementara yang kapan saja bisa digunakan oleh warga sebagai antisipasi jika dampaknya semakin parah," tambahnya.

Warga sudah ada yang memilih untuk mengungsi karena rumah mereka rusak akibat pergerakan tanah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News