Peringati Hari Anzac, Foto Korban PD II Diabadikan di Alas Piring

Penyintas dibantai Jepang
Sekitar 100 orang yang selamat termasuk 22 perawat, tentara sekutu dan perempuan sipil serta anak-anak berkumpul di Pantai Radji dan sebuah keputusan untuk menyerah sebagai tawanan perang ke Jepang-pun dibuat.
Perempuan sipil dan anak-anak dibiarkan untuk menyerahkan diri sementara perawat dan tentara, termasuk yang terluka, menunggu di pantai.
Ketika tentara Jepang tiba pada tanggal 16 Februari, rombongan itu dieksekusi, para perawat dipaksa berjalan ke air dan ditembaki dengan senapan mesin dari belakang.
Hanya satu perawat, yakni Suster Vivian Bullwinkel, yang selamat dengan berpura-pura mati.
"Pembantaian ini tak diketahui sampai Suster Bullwinkle dilepaskan dari sebuah kamp tahanan mendekati masa berakhirnya perang, karena ia hanya terluka dalam serangan tersebut dan terbaring di air," kata David Balfour-Ogilvy.

Supplied: Australian War Memorial (P01691.003)
Elaine dikenang sebagai perenang tangguh
Kematian brutal dan tanpa harapan yang dialami Suster Balfour Ogilvy sangat kontras dengan semangat yang ditunjukkannya saat masih hidup.
Selama berjam-jam di air setelah tenggelamnya kapal, ia mengandalkan kemampuan renangnya -yang terasah selama masa kecil di sepanjang Sungai Murray -untuk bertahan hidup.
Kisah seorang perawat asal Australia Selatan, Elaine Balfour-Ogilvy, dan eksekusi terhadapnya selama Perang Dunia II akan disajikan dengan makan
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas