Peristiwa 27 Juli, Analisis Tokoh TNI soal Operasi Mengangkat Tutut demi Gembosi Mega

“Itulah akhir dari lakon Srikandi Kembar yang membuat gonjang-ganjing pentas politik Indonesia,” demikian tertulis di buku terbitan Ridma Foundation tersebut.
Dalam buku itu, mantan Kepala Badan Intelijen ABRI (BIA) Syamsir Siregar juga menyodorkan analisisnya soal Kudatuli dirancang sebagai upaya menggembosi Megawati.
“Waktu itu, Megawati dikhawatirkan akan mendongkel Soeharto,” ujar Syamsir.
Menurut Syamsir, sebenarnya kalangan ABRI pada saat itu tidak terlalu mengkhawatirkan Megawati.
Mantan kepala badan Intelijen Negara (BIN) tersebut menuturkan hanya orang tertentu saja yang terancam oleh tampilnya putri Bung Karno itu di politik.
“Bagaimanapun pengaruh karisma bapaknya sangat kuat,” ulasan Syamsir.
Abiturien Akmil 1965 itu punya pandangan miring soal Jenderal Hartono. Pada saat Kudatuli, Hartono merupakan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD).
“Hartono memainkan Tutut sebagai kendaraan politiknya,” imbuh Syamsir.
Megawati Soekarnoputri dan Siti Hardijanti Rukmana alias Mbak Tutut adalah dua srikandi yang sama-sama moncer di kancah politik pada pertengahan dekade 1990-an.
- Wacana Gelar Pahlawan untuk Pak Harto dan Bagaimana Menyikapinya
- Soal Polemik Soeharto Pahlawan, Ketum Muhammadiyah Singgung Bung Karno hingga Buya Hamka
- Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Megawati Kirim Surat Ucapan Dukacita
- Peringati Hari Kartini, Wamendagri Ribka: Perempuan Harus Bangkit dan Bertransformasi
- Muncul Penolakan Soeharto Sebagai Pahlawan Nasional, Mensos Merespons Begini
- Pernyataan Terbaru Mensos soal Soeharto Pahlawan Nasional