Perjuangan Moch. Sofyan dan Ahmad Said Naik Kuda untuk Bersekolah

Bila Hujan di Perjalanan, Copot Baju dan Sepatu

Perjuangan Moch. Sofyan dan Ahmad Said Naik Kuda untuk Bersekolah
Moch. Sofyan (depan) dan Ahmad Said harus naik kuda untuk ke sekolah. Demi menimba ilmu, mereka setiap hari melalui perbukitan dan jarak yang cukup jauh dengan menunggang kuda. Foto : Jumai/Radar Jember/JPNN

Meski kebanyakan orang tua murid di tempat itu hanya buruh perkebunan, mereka tetap berusaha menyekolahkan anak-anaknya, minimal pendidikan dasar. Banyak juga yang disekolahkan di ibu kota Kabupaten Jember untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.

Nah, di antara para siswa yang sedang berjuang menempuh pendidikan itu, ada dua murid yang menarik perhatian. Mereka adalah Moch. Sofyan dan Ahmad Said, siswa SMP Satu Atap Andongrejo. Lantaran jarak rumah dan sekolah yang cukup jauh serta medan yang naik turun perbukitan, mereka terpaksa menggunakan tenaga kuda untuk transportasi berangkat-pulang sekolah. Setiap hari.

Begitu bersemangatnya untuk bersekolah di level yang lebih tinggi, mereka tak mengeluh meski harus menempuh perjalanan 1,5 jam naik kuda. Harus melintasi perbukitan di TNMB yang naik-turun sejauh 8 km. Tak heran bila setiap hari keduanya sampai sekolah dengan baju basah kuyup oleh keringat.

Orang tua Sofyan memang memiliki delapan ekor kuda. Tujuh kuda dimanfaatkan untuk "ojek" di wilayah perkebunan, sedangkan seekor lainnya dipakai Sofyan dan sepupunya, Ahmad Said, untuk alat transportasi ke sekolah. Rumah mereka sebenarnya hanya berbeda dusun dengan sekolah. Rumah Sofyan dan Ahmad berada di Dusun Sumbersalak, sedangkan SMP Satu Atap Andongrejo di Dusun Bandealit. Hanya, dua dusun itu terpisah perbukitan dan hutan yang medannya cukup sulit dilintasi kendaraan bermotor karena penuh bebatuan.

Bagi masyarakat Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, Jember, sekolah masih menjadi "barang" mahal. Lokasi desa di kawasan Taman Nasional

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News