Perjuangan Veteran Perang Australia Di Usia 27 Tahun

Perjuangan Veteran Perang Australia Di Usia 27 Tahun
Perjuangan Veteran Perang Australia Di Usia 27 Tahun
Perjuangan Veteran Perang Australia Di Usia 27 Tahun
Chris May memuji cinta tanpa syarat yang diberikan oleh anjingnya Hugo yang menyelamatkannya dari depresi.

ABC News

Insiden ini membuat May mengalami kelumpuhan dari pinggang hingga ke bawah. Dia juga mengalami cedera otak traumatis (TBI). Helm telah menyelamatkan hidupnya.
Seminggu setelah ledakan tersebut, tidak ada perbaikan fungsi kognitif. Cedera otak telah menyebabkan May menjadi gagap, Ia kesulitan mengeluarkan kata-kata.
Tiga minggu setelah dirawat di Kandahar dia hanya mengalami sedikit perbaikan. Mei dikirim kembali ke Australia. Dan permainan berakhir.
Setelah enam bulan terapi wicara di Canberra May dinyatakan sepenuhnya pulih dan dapat bertugas kembali – tapi bekerja di tanah airnya, May mengaku tidak tahu harus melakukan apa.
Hari-hari ini, lima tahun sudah berlalu dari insiden ledakan tersebut, cedera otak traumatis (TBI) yang dideritanya membuatnya terus menerus mengalami sakit kepala. Jika dia belum cukup minum air putih, kepalanya menjadi tegang. Jika dia stres, kepalanya akan berdenyut-denyut.
Dan kondisi itu terus dialaminya, tertama sejak May memutuskan untuk berhenti meminum obatnya.

Patah hati

May juga mengalami Gangguan Stress Pasca Trauma atau PTSD.
PTSD adalah serangkaian gejala yang rumit, yang saat ini mempengaruhi sekitar 4.150 anggota Angkatan Pertahanan Australia.
Angka itu meliputi 8,3 persen, dibandingkan dengan laporan PTSD yang diderita populasi umum yang hanya sebesar 5,2 persen saja.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Melbourne yang berbasis di Phoenix, Australia memperkirakan gangguan PTSD yang dialami oleh para veteran jumlahnya bervariasi tergantung penugasan, tapi umumnya antara 10 dan 20 persen.
PTSD telah membuat May hingga kini masih menjalani terapi manajemen kemarahan. Dan kemarahan itu telah menghancurkan hubungannya dengan mantan kekasihnya.

Perjuangan Veteran Perang Australia Di Usia 27 Tahun
Chris May mengaku ritme hidupnya sebagai tentara yang penuh disiplin berubah drastis dan dia masih berjuang untuk menyesuaikan diri.

ABC News: Jane Cowan


"Hal terburuk yang pernah saya alami adalah bertengkar dengan mantan kekasih saya. Kami sering berteriak satu sama lain dan kami lalu hanya saling berpelukan, sampai ke tahap di mana Anda tidak lagi bisa berdebat dengan normal, saya berteriak dengan kerasnya sampai tenggorokan saya kesakitan, dan saya baru menyadari perbuatan saya keesokan harinya. Ada satu titik di dalam diri kami dimana saya melihat ketakutan di mata mantan kekasih saya. Dan Itu amat mengerikan bagiku."

Depresi karena PTSD yang dialaminya juga telah membuat May terlibat masalah dengan orang lain. Berkelahi di pub hingga bertengkar dengan anggota keluarganya.
Suatu hari ia pernah terlibat pertengkaran dengan ibunya, hingga ibunya menangis dan perlu dilerai oleh saudara laki-lakinya. Dan kejadianini membuat ibunya sangat sedih.
Ibu saya berkata kepada saya, “Saya memberikan dua anak laki-laki saya yang termuda kepada Angkatan Darat dan mereka masih belum kembali'. Dan perkataan itu begitu memukulnya.
"Kemarahan yang saya luapkan benar-benar menjijikkan, jika saya memikirkan kembali bagaimana saya bersikap saat marah ketika itu dan sampai batas tertentu saya membenci tindakan dan perilaku saya sendiri."
Saudara laki-lakinya yang juga seorang veteran Afghanistan dan Irak, yang akhirnya berhasil menaklukannya.
"Dia menjepit saya ke dinding dan berkata, 'Tidak ada yang peduli, tidak ada yang peduli disini'. Dan itu benar.

Chris May, terpaksa menjadi veteran di usia 27 tahun setelah mengalami cedera akibat kendaraan lapis baja yang dikendarainya melindas bom di Afghanistan. Tidak hanya cedera fisik, Chris May juga harus berjuang selama bertahun-tahun men

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News