Perjuangkan Nasib, Petani Tembakau Siap Gelar Aksi Damai ke Istana
Tak hanya di Madura, para petani tembakau di Temanggung Jawa Tengah pun menyatakan siap melakukan aksi damai di Jakarta apabila pemerintah bersikukuh tetap ketok palu meresmikan kenaikan tarif cukai akhir bulan ini.
Aksi tersebut merupakan upaya petani menyuarakan kekecewaan mereka pada pemerintah.
“Ya mau gimana lagi? Selama ini, tak ada yang mau mendengar suara petani. Dalam setiap menentukan kebijakan, termasuk kenaikan CHT, petani tak pernah diajak dialog. Oleh karena itu, kami melakukan aksi damai ke istana,” ujar Siyamin, Ketua APTI Temanggung.
Samukrah menambahkan, seberapa pun besaran persentase kenaikan tarif CHT yang akan ditetapkan pemerintah, dia memproyeksikan pabrikan akan menekan biaya produksi.
Sebab, pabrikan juga harus berstrategi agar usahanya tetap berlangsung. Caranya dengan membeli tembakau dengan harga serendah mungkin.
“Serapan petani tembakau semakin turun, harganya juga akan semakin turun. Petani yang menanggung akibatnya. Tolong lah, pemerintah harus menunda kenaikan cukai,” pinta Samukrah.
Sekjen Serikat Buruh Muslim Indonesia (Sarbumusi) Kudus, Badaruddin mengungkapkan para buruh industri rokok yang didominasi para pekerja perempuan akan semakin termarjinalkan dengan keputusan menaikkan CHT.
Selama ini, roda perekenomian di Kudus ditopang oleh industri hasil tembakau (IHT) yang utamanya menyerap tenaga kerja perempuan.
Kami, para buruh asal Kudus bersatu akan melakukan aksi turun ke jalan, datang ke Istana, agar Pak Jokowi bisa melihat secara nyata dampak kenaikan CHT terhadap para buruh.
- 5 Berita Terpopuler: Dirjen Nunuk Turun Tangan, Kabar Gembira soal Gaji PPPK 2025 Keluar, Ada 2 Poin Penting
- ICW Minta Jokowi Tak Ulangi Kegagalan Pemilihan Pimpinan KPK, Ingatlah Firli dan Lili yang Bobrok
- Soal Presidential Club Prabowo, Wapres: Perlu Usaha Keras, Tidak Harus Formal
- Bamsoet Dukung Prabowo Merangkul Semua Unsur yang Bisa Diajak Berkawan
- Timah Kolektor
- 5 Berita Terpopuler: Kabar Terbaru PP Manajemen ASN, Ada Pengakuan Mengejutkan, Sisa 800 Ribu Honorer Diberhentikan?