Perjumpaan Nenek-Cucu Setelah 5 Tahun Terpisah Akibat Rezim ISIS

"Saya harus mendapatkan anak-anak saya kembali. Mereka layak untuk kembali ke sini, mereka layak berada di sini dan bahagia dan aman dan memiliki makanan dan bisa keluar di jalanan, hidup normal," kata Nettleton.
Telepon yang mengubah segalanya
Kemudian pada bulan Maret, Nettleton, 58, menerima telepon yang telah ditunggunya selama lima tahun.
"Jumat malam saya [mendapat] panggilan telepon dari Hoda memberitahu saya bahwa ia di kamp pengungsi, kamp pengungsi al-Hawl. Saya tak bisa memercayainya," katanya.
Dua hari kemudian, Zaynab, dua anak balita-nya dan Humzeh juga tiba di kamp.
"Dan kemudian untuk menunggu telepon dari Zaynab ... butuh beberapa hari bagi Zaynab karena ia harus diproses, tetapi menerima teleponnya ... diberi tahu bahwa ia ada di sana, benar-benar mendengar suaranya.
Saya langsung tahu mereka semua akan aman, mereka akan bersama lagi," kata Nettleton.
Sekali lagi, Nettleton mengepak tasnya dan naik pesawat ke Timur Tengah. Kali ini ia terbang ke Erbil, Irak, dan melakukan perjalanan berbahaya melewati perbatasan ke Suriah dan ke kamp pengungsi al-Hawl.
Jurnalis Four Corners ikut bersamanya.
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina